Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Suasana siang di kawasan pertigaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat berubah tegang pada Selasa (09/09/2025). Sebuah mobil Feroza bernomor polisi Z 1390 GX yang dikemudikan Pak Dolin, warga Kampung Pedes RT 01/10, Kelurahan Pataruman, melaju tak terkendali dan menghantam pedagang keliling serta sepeda motor warga.
Diduga kuat, Dolin berada dalam kondisi mabuk berat saat mengemudikan kendaraannya. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden ini menyebabkan kerugian materi hingga Rp 3,4 juta dan meninggalkan trauma bagi para pedagang kecil yang menjadi korban.
Detik-Detik Kekacauan
Menurut penuturan sejumlah saksi, sejak memasuki area pertigaan RTH, mobil yang dikemudikan Dolin tampak tidak normal. Kendaraan melaju zig-zag, hampir menabrak pengguna jalan lain, hingga akhirnya oleng dan menghantam gerobak pedagang mi ayam, pedagang cincau, serta satu unit motor.
“Dari jauh sudah kelihatan aneh. Pas dekat sini, mobil langsung naik ke trotoar dan menghantam gerobak sama motor. Orang-orang kaget dan panik,” ujar Dedi (38), salah seorang saksi mata.
Situasi mendadak ricuh. Teriakan dan tangisan pedagang bercampur dengan amarah warga yang melihat dagangan dan harta benda rusak seketika. Pelaku sempat berusaha melarikan diri, namun gerakannya terhenti setelah dikepung puluhan warga. Untuk menghindari amukan massa, perangkat desa bersama tokoh masyarakat segera mengamankan Dolin ke Kantor Desa Jayaraga.
Derita Pedagang Kecil
Insiden ini meninggalkan luka mendalam bagi tiga korban utama, yakni Abdul Latif, Mimam, dan Henhen.
Abdul Latif, pemilik motor, harus menanggung biaya perbaikan sekitar Rp 900 ribu.
Mimam, pedagang mie ayam keliling, mengalami kerugian terbesar mencapai Rp 1,8 juta. Gerobak, peralatan, dan bahan dagangannya hancur berantakan.
Henhen, pedagang cincau sekaligus adik Ketua Perkumpulan Lingkungan Anak Bangsa (LIBAS), menderita kerugian sekitar Rp 700 ribu.
Total kerugian ditaksir mencapai Rp 3,4 juta. Bagi pedagang kecil yang mengandalkan penghasilan harian, jumlah ini sangat memberatkan.
“Panci, mangkuk, sampai kuah mi ayam semuanya tumpah ke jalan. Baru mulai jualan, sudah habis seketika. Saya rugi hampir dua juta,” ucap Mimam lirih, nyaris tak kuasa menahan tangis.
Henhen pun menuturkan kesedihannya.
“Gerobak terguling, dagangan tumpah. Saya harus keluar modal lagi untuk bisa jualan. Berat sekali rasanya,” keluhnya.
Sementara Abdul Latif dengan nada tegas menyatakan tuntutannya.
“Motor saya rusak parah. Jangan sampai pelaku dilepas begitu saja. Kami ingin ada keadilan dan tanggung jawab yang jelas,” katanya.
Warga Murka, Situasi Memanas
Amarah warga tak bisa dibendung. Mereka menilai kejadian ini sebagai ancaman serius yang bisa saja berujung pada kehilangan nyawa jika dibiarkan.
“Kalau tidak ada tindakan tegas, besok bisa ada korban meninggal. Orang mabuk jangan dibiarkan bawa mobil,” ujar seorang tokoh masyarakat yang turut menenangkan warga.
Kepala Desa Jayaraga, Moch Syam Sakti, mengonfirmasi bahwa pihaknya segera mengambil langkah cepat demi mencegah aksi main hakim sendiri.
“Betul, pelaku sempat ditangkap warga lalu dibawa ke kantor desa. Kami hanya berusaha menenangkan suasana. Setelah itu, kasus langsung kami serahkan ke pihak kepolisian,” jelasnya.
Desakan Proses Hukum
Gelombang desakan muncul dari warga dan para korban agar aparat kepolisian menindak tegas pelaku. Mereka khawatir kasus ini berakhir dengan teguran atau jalan damai, yang justru menimbulkan ketidakadilan.
“Kami tidak ingin ada kompromi. Pelaku harus diproses hukum sesuai aturan. Ini juga harus jadi pelajaran bagi yang lain,” tegas salah seorang korban.
Cermin Buram Bahaya Alkohol
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi masyarakat Garut. Konsumsi alkohol yang berujung pada perilaku ugal-ugalan di jalan bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga merugikan banyak orang yang tidak bersalah.
“Keselamatan orang lain jauh lebih penting. Jangan pernah menyetir kalau sedang mabuk. Lihat saja, satu orang mabuk, tiga keluarga pedagang kehilangan penghasilan,” tutur seorang warga dengan nada prihatin.
Warga juga mendesak aparat untuk lebih serius memberantas peredaran minuman keras di wilayah Garut yang kerap menjadi pemicu kriminalitas dan kecelakaan lalu lintas.
Harapan Akan Keadilan
Bagi para korban, insiden ini bukan sekadar kerugian materi, tetapi juga pukulan mental yang berat. Kehilangan sumber nafkah dalam sekejap membuat mereka berharap penuh pada jalannya hukum.
Kasus ini sekaligus menjadi alarm bagi seluruh pengendara: mengemudi dalam keadaan mabuk adalah bom waktu yang bisa menghancurkan kehidupan orang lain dalam hitungan detik. (*)