Ribuan Penabuh Angklung Guncang Bandung, Angklung’s Day 2025 Jadi Panggung Harmoni Budaya Dunia

Loading

Bandung,TRIBUNPRIBUMI.com – Kota Bandung kembali menjadi pusat perhatian nasional dan dunia ketika denting angklung menggema serempak dari lapangan sepak bola Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sabtu (23/11/2025). 

Dalam perayaan Angklung’s Day 2025, sekitar 5.000 penabuh angklung dari berbagai komunitas, pelajar, organisasi perempuan, hingga pecinta seni tradisional berkumpul memainkan angklung dalam satu komando. Acara tahun ini mengusung tema “Satu Irama Seribu Warna”, menandai 15 tahun pengakuan angklung sebagai warisan budaya takbenda UNESCO.

Salah satu komunitas yang tampil mencolok dalam kegiatan tersebut adalah Wanita Pelestari Sanggul Indonesia (WPSI) atau Wanita Bersanggul Indonesia (WBI)

Dengan balutan busana tradisional dan sanggul khas, mereka memberi warna tersendiri pada panggung budaya yang mengutamakan keberagaman estetika Nusantara.

Tarian Pembuka Warnai Semarak Panggung Angklung

Sebelum permainan angklung dimulai, panggung acara dimeriahkan oleh tarian pembuka yang dibawakan puluhan penari dari berbagai sanggar seni. Gerakan yang luwes serta kostum warna-warni menggambarkan semangat pelestarian budaya yang selaras dengan tema acara, yakni menghadirkan ribuan warna dalam satu kesatuan irama.

Setelah itu, seorang konduktor naik ke panggung utama. Dengan gerakan tangan yang tegas namun elegan, ia memimpin ribuan peserta memainkan angklung secara bersamaan. Ribuan penonton bersorak ketika denting harmonis mulai mengalun, menciptakan suasana syahdu namun megah yang memenuhi area lapangan UPI.

Pemandangan ribuan peserta bergerak kompak, dari anak-anak hingga orang dewasa, menjadi daya tarik tersendiri dan menggambarkan betapa angklung mampu menyatukan banyak kalangan dalam satu harmoni.

Wagub Jabar Buka Acara, Tekankan Diplomasi Budaya

Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, hadir dan secara resmi membuka Angklung’s Day 2025. Didampingi Dinas Pariwisata Jawa Barat, pejabat UPI, serta berbagai lembaga pemerhati budaya, Erwan menyampaikan apresiasinya terhadap semangat masyarakat dalam menjaga warisan budaya.

Dalam sambutannya, Erwan menegaskan bahwa angklung bukan hanya alat musik tradisional, tetapi juga simbol jati diri masyarakat Sunda dan Jawa Barat di panggung internasional.

“Kita bukan hanya menyaksikan pertunjukan, tetapi menyaksikan kecintaan masyarakat terhadap seni tradisi yang terus tumbuh. Angklung adalah identitas, angklung adalah karakter Jawa Barat di mata dunia. Lewat angklung, Jawa Barat hadir dalam diplomasi budaya global,” tutur Erwan di hadapan ribuan peserta.

Ia menambahkan bahwa kehadiran ribuan penabuh angklung pada hari itu mencerminkan bahwa budaya Sunda tetap dicintai dan dijaga dari generasi ke generasi. Menurutnya, keberhasilan melestarikan angklung hingga diakui UNESCO menjadi momentum penting untuk terus melakukan pembinaan budaya secara berkelanjutan.

“Dunia telah mengakui angklung. Maka tugas kita adalah memastikan dunia terus mengenalnya melalui pendidikan, festival, kurikulum seni, pariwisata budaya, hingga konten digital,” tegasnya lagi.

Usulan Angklung di Hotel dan Destinasi Wisata

Sebagai langkah konkret dalam memperluas jejak budaya angklung, Erwan juga mengusulkan kepada DPRD Provinsi Jawa Barat dan Dinas Pariwisata agar angklung diperdengarkan di hotel-hotel serta destinasi wisata. Khususnya di area lobi, angklung dapat menjadi simbol penyambutan hangat khas Jawa Barat.

Ia meyakini, jika hal ini diterapkan secara luas, para wisatawan akan mendapatkan pengalaman budaya yang lebih kuat ketika datang ke Jawa Barat, sehingga membantu meningkatkan daya tarik wisata sekaligus memperkuat identitas daerah.

Angklung sebagai Pengikat Kebersamaan

Perayaan Angklung’s Day tahun ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga pernyataan bahwa budaya Indonesia mampu menjadi pengikat kebersamaan dalam keberagaman. Melalui angklung, masyarakat dari berbagai profesi, komunitas, usia, dan latar belakang berkumpul memainkan satu irama yang sama.

Selain pertunjukan utama, acara juga diramaikan dengan pameran kerajinan bambu, bazar UMKM, demo pembuatan angklung, serta workshop bagi pelajar untuk mengenal sejarah dan cara memainkan angklung.

Banyak peserta mengaku terharu ketika ribuan suara angklung menyatu. “Rasanya merinding. Bisa main angklung bersama ribuan orang seperti ini jadi pengalaman tak terlupakan,” ujar salah satu peserta dari komunitas WBI.

Menjaga Warisan untuk Masa Depan

Dengan antusiasme besar yang terlihat di Angklung’s Day 2025, jelas bahwa angklung bukan hanya bagian dari masa lalu, tetapi juga masa depan budaya Indonesia.

 Semangat generasi muda yang tampil dalam acara ini menjadi penanda bahwa angklung akan terus hidup, dimainkan, dan diwariskan.

Perayaan yang berlangsung selama sehari penuh ini ditutup dengan pertunjukan kolaborasi antara musisi angklung profesional, penari tradisional, dan penampil modern yang memadukan unsur kontemporer. Ribuan penonton tetap bertahan hingga akhir acara untuk menyaksikan momen spesial tersebut.

Gelaran Angklung’s Day 2025 pun menegaskan kembali bahwa Jawa Barat adalah rumah bagi harmoni budaya tempat para penjaga tradisi berkumpul untuk memastikan warisan leluhur tetap bersinar di era modern. (AGS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *