Bandung,TRIBUNPRIBUMI.com – Fenomena menurunnya minat orang tua untuk mendaftarkan anaknya ke sekolah negeri kembali terjadi di Kota Bandung, Jawa Barat. Salah satunya dialami oleh SDN 081 Kebon Gedang Kridawinaya, yang berlokasi di Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal.
Berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik), jumlah siswa di sekolah tersebut mengalami penurunan cukup signifikan pada tahun ajaran 2025. Jika pada 2024 sekolah ini masih memiliki 392 siswa aktif, kini jumlahnya merosot menjadi 330 siswa.
Dampak pada Jumlah Kelas
Kepala Sekolah SDN 081 Kebon Gedang Kridawinaya, Adah Kemirah, S.Pd., menuturkan bahwa kondisi ini berimbas pada pengaturan jumlah kelas di setiap tingkatan. Ia menyebutkan, saat ini satu kelas hanya diisi sekitar 19 siswa, jauh berkurang dari kapasitas normal sebelumnya yang bisa mencapai 28 siswa.
“Kalau kelas digabung justru akan merepotkan guru. Karena itu, meskipun muridnya sedikit, tetap kami bagi tiga kelas agar proses belajar tetap kondusif,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/09/2025).
Faktor Penyebab Penurunan
Menurut Adah, penurunan jumlah siswa tidak lepas dari beberapa faktor yang saling berkaitan. Selain karena adanya perpindahan siswa ke sekolah lain, termasuk ke luar Kota Bandung, juga karena minimnya pendaftar baru dari wilayah sekitar sekolah.
“Padahal, lingkungan sekolah di sini sebenarnya cukup padat penduduk. Hanya saja, masih ada kecenderungan orang tua yang lebih memilih sekolah lain. Meski begitu, kami juga menerima siswa pindahan, khususnya di kelas IV dan V,” jelasnya.
Adah berharap, ke depan lebih banyak calon peserta didik yang berasal dari sekitar lingkungan sekolah. Hal ini dinilai penting agar keberadaan sekolah negeri bisa lebih berkontribusi langsung terhadap kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
Keterbatasan Sarana dan Prasarana
Selain berkurangnya jumlah murid, masalah lain yang tengah dihadapi sekolah adalah keterbatasan sarana dan prasarana. Dari total 18 ruang kelas yang tersedia, sebagian besar kondisinya sudah rusak dan mengalami kebocoran. Bahkan, satu ruang kelas yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan belajar di kelas IV A terpaksa dialihfungsikan menjadi ruang kesenian ekstrakurikuler.
“Kami masih kekurangan dua ruang kelas. Kondisi ini memang menjadi tantangan tersendiri, apalagi saat musim hujan, ruang kelas yang bocor tentu mengganggu kenyamanan belajar siswa,” ungkap Adah.
Dukungan Tenaga Pendidik
Untuk menopang kegiatan belajar mengajar, SDN 081 Kebon Gedang Kridawinaya saat ini memiliki tujuh guru berstatus PNS dan delapan guru P3K. Semua guru P3K tersebut telah menyelesaikan program Pendidikan Profesi Guru (PPG), sehingga kualitas pengajaran diharapkan tetap terjaga.
Meski menghadapi tantangan penurunan jumlah siswa dan keterbatasan fasilitas, Adah menegaskan bahwa pihak sekolah akan terus berupaya menjaga mutu pendidikan.
“Jumlah siswa memang menurun, dari 392 menjadi 330. Tapi ini harus jadi perhatian bersama agar kualitas pendidikan di sekolah negeri tetap terjaga,” tegasnya.
Tantangan Sekolah Negeri di Perkotaan
Kasus yang dialami SDN 081 Kebon Gedang Kridawinaya mencerminkan tantangan yang kini dihadapi banyak sekolah negeri di perkotaan. Persaingan dengan sekolah swasta, migrasi penduduk, hingga perubahan pola pikir orang tua menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Pemerhati pendidikan di Kota Bandung menilai bahwa peran sekolah negeri masih sangat vital, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah. Oleh karena itu, dukungan pemerintah dalam memperbaiki sarana prasarana serta meningkatkan daya tarik sekolah negeri mutlak diperlukan.
Penurunan jumlah siswa seperti ini tidak hanya berdampak pada dinamika internal sekolah, tetapi juga mencerminkan adanya perubahan pola demografi dan preferensi masyarakat dalam memilih pendidikan anaknya. (Agus.S)