![]()
Tasikmalaya,TRIBUNPRIBUMI.com – Suasana duka dan kepanikan menyelimuti Kampung Alur, Desa Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Senin (18/11/2025). Seorang nelayan bernama Arif (45) dilaporkan hilang setelah diduga kuat tersambar petir dan terjatuh dari perahu saat mencari ikan di tengah laut. Hingga berita ini diturunkan, korban belum ditemukan meski pencarian telah dilakukan secara intensif oleh para nelayan di pesisir Ciheras.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Putra korban, Riki, yang saat kejadian ikut melaut bersama ayahnya, menjadi saksi mata sekaligus orang pertama yang menyampaikan kabar tersebut kepada warga.
Riki menuturkan bahwa sore itu cuaca tiba-tiba berubah drastis. Angin kencang bertiup, hujan turun deras, dan petir menyambar-nyambar di tengah perjalanan mereka menuju daratan.
“Awalnya saya dan ayah mau pulang, mau nyandar. Tiba-tiba hujan turun besar disertai angin. Tidak lama kemudian suara petir keras banget, dan pas itu saya lihat ayah tersambar. Rambut ayah langsung terbakar, saya lihat api dari dalam saung perahu,” cerita Riki dengan suara bergetar.
Masih dalam kondisi terkejut, Riki berusaha keras menyelamatkan ayahnya. Ia berlari dari dalam perahu untuk menarik korban. Namun detik-detik itu berlangsung sangat cepat.
“Saya belum sampai ke ayah, beliau sudah jatuh ke laut. Saya langsung loncat cari ayah dengan berenang, tapi tidak ketemu. Air deras, ombak juga besar,” lanjutnya.
Setelah upaya pencarian secara pribadi tak membuahkan hasil, Riki memutuskan untuk kembali ke pelabuhan dengan membawa perahu seorang diri. Setibanya di dermaga, ia segera meminta bantuan para nelayan lain. Kabar hilangnya Arif pun cepat menyebar, mengguncang warga Kampung Alur dan sekitarnya.
Tak menunggu lama, para nelayan langsung melakukan aksi pencarian dengan membagi wilayah perairan ke dalam beberapa titik. Zona pencarian meliputi Pantai Kampung Kita, Pantai Bubujung, hingga Pantai Muara Cinta yang masih berada di wilayah Desa Ciheras.
Di sisi lain,beberapa kelompok menyisir dari tepi pantai yang lainnya menggunakan perahu untuk menyusuri area yang diperkirakan sebagai lokasi jatuhnya korban.
Salah seorang nelayan senior yang terlibat dalam pencarian mengatakan bahwa kondisi cuaca sore itu memang cukup ekstrem dan berbahaya.
“Kalau musim angin barat, petir sering muncul. Tapi kejadian sampai menyambar nelayan itu jarang. Kami semua berharap korban cepat ketemu,” ujarnya.
Hingga pukul 24.00 WIB, upaya pencarian masih terus dilakukan. Para nelayan tetap bertahan meski gelap malam dan ombak yang cukup tinggi menyulitkan proses penyisiran. Warga lainnya juga turut berjaga di bibir pantai, berharap ada tanda-tanda keberadaan Arif.
Pihak keluarga tampak terpukul dengan kejadian ini. Riki, yang menjadi saksi sekaligus penyintas, masih belum mampu menahan kesedihan dan rasa trauma akibat kejadian yang menimpa ayahnya.
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak SAR atau kepolisian setempat. Rencananya, pencarian akan dilanjutkan pada pagi hari dengan melibatkan lebih banyak personel jika korban belum ditemukan.
Warga Ciheras berharap agar upaya pencarian membuahkan hasil dan Arif segera ditemukan, baik dalam kondisi selamat maupun sebaliknya, agar keluarga dapat segera mendapatkan kepastian. Mereka juga mengimbau para nelayan untuk lebih berhati-hati ketika cuaca tidak bersahabat, mengingat wilayah pesisir Cipatujah dikenal sebagai kawasan rawan gelombang tinggi dan sambaran petir.
Kisah hilangnya Arif menjadi pengingat betapa berat dan berisikonya pekerjaan sebagai nelayan, yang setiap hari harus berhadapan dengan ganasnya laut demi menafkahi keluarga. Semoga pencarian berjalan lancar dan korban segera ditemukan. (Saepuloh)
