Lansia Sindangkerta Persembahkan Kemenangan untuk Kecamatan Cipatujah, Bukti Semangat Tak Pernah Pensiun

Loading

Tasikmalaya,TRIBUNPRIBUMI.com – Siang yang cerah di Aula Kantor Kecamatan Cipatujah menjadi saksi semangat luar biasa para lanjut usia (lansia) dari 15 desa yang berpartisipasi dalam lomba senam tingkat lansia di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat . Selasa, (28/20/3025).

Acara yang digagas oleh pihak kecamatan bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK ini bukan sekadar lomba, melainkan juga momentum menghidupkan kembali semangat sehat dan kebersamaan di usia senja.

Dalam suasana riang penuh tawa dan sorak, grup senam lansia dari Desa Sindangkerta akhirnya dinobatkan sebagai juara pertama setelah tampil memukau di hadapan dewan juri dan para penonton yang memenuhi aula kecamatan. Mereka mengalahkan puluhan peserta lain yang tak kalah antusias.

Tiga Minggu Latihan, Hasilnya Manis

Salah seorang peserta lansia dari tim Sindangkerta yang enggan disebutkan namanya menuturkan rasa syukur dan bahagianya usai diumumkan sebagai pemenang. Dengan mata berbinar, ia menceritakan bagaimana perjuangan mereka selama tiga minggu latihan intensif sebelum tampil di panggung perlombaan.

“Kami latihan tiga minggu saja, tapi sungguh luar biasa semangat ibu-ibu semua. Meski badan kadang pegal, kami tetap datang setiap sore. Kami tidak menyangka bisa juara pertama,” tuturnya sambil tersenyum bahagia.

Ia juga tak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut, terutama kepada Ibu Pipih, pelatih yang sabar dan tekun membimbing mereka.

“Terima kasih banyak untuk dewan juri, panitia, dan pelatih kami, Ibu Pipih. Beliau luar biasa sabarnya. Kami bangga bisa mempersembahkan kemenangan ini untuk Desa Sindangkerta. Semoga nanti di tingkat kabupaten pun kami bisa mengharumkan nama Cipatujah,” lanjutnya.

Ajang Sehat dan Silaturahmi

Selain menjadi ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi ruang silaturahmi dan kebahagiaan bagi para lansia yang jarang mendapat kesempatan tampil di muka umum. Tawa, semangat, dan energi positif mereka membuat suasana lomba terasa begitu hangat.

“Lansia itu luar biasa, mereka memberi contoh bahwa semangat dan kebugaran tidak mengenal usia. Melihat mereka menari dan senam bersama sungguh menyentuh hati,” ujar salah satu panitia kegiatan.

Instruksi dari Kabupaten, Bentuk Seleksi Melalui Video

Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Cipatujah sekaligus Pembina Peros, Aning Kartika, menjelaskan bahwa lomba ini merupakan tindak lanjut dari instruksi tingkat kabupaten. Setiap kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya wajib mengirimkan satu grup senam lansia juara tingkat kecamatan untuk diseleksi ke tingkat kabupaten.

Namun, yang menarik, seleksi tingkat kabupaten dilakukan melalui pengiriman video, bukan langsung tampil di lokasi lomba.

“Dari 39 kecamatan yang ada di Kabupaten Tasikmalaya, semuanya wajib mengirimkan video penampilan grup senam lansia terbaik. Nantinya, hasil rekaman itu akan diseleksi, dan sepuluh besar akan dipanggil untuk tampil langsung di tingkat kabupaten,” jelas Aning kepada awak media.

Menurutnya, sistem seleksi berbasis video ini sangat membantu mengingat usia para peserta yang sudah lanjut.

“Kalau harus datang langsung dari awal ke kabupaten, kami khawatir mereka kelelahan. Apalagi banyak yang sudah berusia antara 70 sampai 80 tahun. Jadi seleksi lewat video ini jauh lebih manusiawi dan praktis,” terangnya.

Apresiasi untuk Semangat Para Lansia

Aning juga mengapresiasi semangat luar biasa para lansia yang tetap aktif, bahkan di usia senja. Ia menyebut bahwa kegiatan seperti ini bukan sekadar perlombaan, tapi juga sarana untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan memperkuat solidaritas sosial di antara warga.

“Kami sangat bangga dan terharu melihat ibu-ibu lansia begitu antusias. Ada yang usianya hampir 80 tahun tapi masih sanggup latihan dan tampil percaya diri. Ini bukti bahwa usia bukan penghalang untuk tetap sehat dan bahagia,” ucapnya.

Lebih jauh, Aning berharap kegiatan senam lansia ini dapat dilakukan secara rutin, bukan hanya saat lomba. Ia menekankan bahwa manfaat terbesar dari senam bukanlah piala, melainkan kesehatan dan kebugaran yang dirasakan oleh para peserta.

“Jangan hanya dilakukan kalau ada lomba. Jadikan kegiatan senam ini rutinitas setiap bulan. Kalau sering dilakukan, nanti tubuh jadi terbiasa, dan banyak penyakit yang bisa dicegah. Intinya, Cipatujah harus sehat lahir dan batin!” tegasnya.

Lansia, Inspirasi bagi Generasi Muda

Kemenangan tim Sindangkerta juga menjadi simbol bahwa semangat pantang menyerah dan kebersamaan bisa mengalahkan batas usia. Dalam suasana penuh tawa dan tepuk tangan, para peserta menutup lomba dengan foto bersama dan doa agar kegiatan serupa terus berlanjut di masa mendatang.

Sore itu, sebelum meninggalkan aula, beberapa peserta lansia masih terlihat saling berpelukan sambil meneteskan air mata haru. Mereka bukan hanya membawa pulang piala, tapi juga kebahagiaan dan kenangan indah tentang semangat yang tak pernah padam.

“Kami ingin terus sehat dan bahagia. Selama badan masih bisa digerakkan, kami akan terus menari dan senam bersama,” kata salah satu peserta sembari tertawa kecil.
Lomba senam lansia di Cipatujah pun bukan hanya tentang siapa yang menang, tetapi tentang semangat hidup, kebersamaan, dan cinta pada kesehatan yang menjadi teladan bagi seluruh masyarakat Tasikmalaya.(Saepuloh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *