Bandung,TRIBUNPRIBUMI.com – Di tengah derasnya arus kehidupan ekonomi yang semakin sulit, perjuangan seorang penjual baso di sudut Jalan PSM, Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat menjadi potret nyata bagaimana masyarakat kecil berjuang bertahan. Ia adalah Toto Muhammad Taohid (61), yang akrab dikenal dengan sebutan Baso Ikan Masto.
Setiap hari, sejak pukul 11.00 WIB hingga 21.00 WIB, Toto setia menata gerobak sederhananya di depan Jois Salon. Dengan senyum ramah dan semangat yang tak pernah padam, ia menawarkan dagangannya kepada siapa pun yang lewat.
Sementara menu yang disajikan pun beragam, mulai dari baso sapi hingga baso ikan, yang sudah menjadi ciri khas sekaligus pembeda dari pedagang baso lainnya.
Penurunan Pendapatan Drastis
Namun, roda usaha Toto tidak selalu mulus. Kondisi ekonomi masyarakat yang kian sulit sangat memengaruhi pendapatannya. “Kalau ekonomi lagi stabil, saya bisa dapat Rp250 ribu per hari. Tapi sekarang paling hanya Rp50 ribu sampai Rp70 ribu. Itu pun kadang tidak menentu,” ujarnya, Selasa (23/09/2025).
Perbedaan pendapatan yang begitu signifikan itu tentu membuatnya harus memutar otak. Bagaimana tidak, kebutuhan sehari-hari terus berjalan, sementara pemasukan kian menurun. Belum lagi kewajiban membayar kontrakan yang tak bisa dihindari.
Bertahan demi Keluarga
Meski penghasilan jauh dari cukup, Toto memilih tetap bertahan dengan usaha kecilnya itu. Ia sadar, pekerjaan sebagai pedagang baso inilah yang selama ini menopang kebutuhan keluarga.
“Kalau ada kerjaan lain yang bisa lebih mencukupi, pasti saya beralih. Tapi untuk sementara saya bertahan di sini,” katanya dengan nada pasrah namun penuh tanggung jawab.
Sikapnya itu mencerminkan keteguhan hati seorang kepala keluarga yang tak ingin menyerah begitu saja pada keadaan. Ia terus berusaha, meski penghasilan tidak lagi sebanding dengan kebutuhan hidup yang semakin tinggi.
Harapan untuk Pemerintah
Di balik senyum dan semangatnya, Toto menyimpan harapan besar. Ia berharap pemerintah bisa lebih peduli terhadap kondisi masyarakat kecil yang semakin tertekan oleh ketidakstabilan ekonomi.
“Harapan saya kepada pemerintah, tolong sayangilah masyarakat kecil yang sedang kesulitan. Sekarang ini pendapatan dan pengeluaran tidak seimbang,” ungkapnya.
Bagi Toto, bantuan dan perhatian dari pemerintah bukanlah sekadar angka, melainkan harapan agar usaha kecil seperti miliknya tetap bisa bertahan dan menjadi sumber nafkah yang layak.
Potret Banyak Masyarakat
Kisah Toto hanyalah satu dari sekian banyak potret perjuangan masyarakat kecil di tengah badai ekonomi. Usaha mikro dan pedagang kaki lima adalah tulang punggung ekonomi rakyat, namun sekaligus yang paling rentan terdampak gejolak.
Baso Ikan Masto bukan hanya sekadar makanan yang mengenyangkan, melainkan juga simbol perjuangan dan ketabahan seorang ayah, seorang suami, dan seorang warga kecil yang terus berjuang agar bisa bertahan hidup.
Di tengah hiruk-pikuk kota Bandung, gerobak sederhana Toto berdiri sebagai saksi bisu perjuangan masyarakat kecil yang berharap agar suara mereka tidak tenggelam di balik gemerlap kota. (Agus.S)