Kanit Turjagwali Satlantas Polres Garut, IPDA. H, Ade Sulaeman: Kedepankan Sikap Humanis dan Edukasi Demi Wujudkan Lalu Lintas Aman dan Tertib

Loading

Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Polisi lalu lintas memiliki peran vital dalam menjaga keteraturan di jalan raya. Tidak hanya menegakkan aturan, tetapi juga menjadi pengayom sekaligus pendidik bagi masyarakat. Hal inilah yang terus ditekankan oleh Kanit Turjagwali Satlantas Polres Garut.  IPDA. H. Ade Sulaeman, dalam setiap pelaksanaan tugas sehari-harinya.

Sebagai perwira yang bertugas mengatur, menjaga, dan mengawasi jalannya lalu lintas di wilayah hukum Polres Garut, IPDA Ade menegaskan pentingnya sikap humanis dalam berinteraksi dengan masyarakat. Menurutnya, polisi lalu lintas harus mampu menjadi sahabat pengguna jalan, bukan sosok yang ditakuti.

“Peran kami dalam melaksanakan tugas selalu mengutamakan pendekatan humanis. Kami menjaga sopan santun, beretika, dan senantiasa memberikan edukasi kepada masyarakat demi terciptanya keamanan, kelancaran, dan ketertiban berkendara,” ujar Ade saat diwawancarai melalui sambungan Whatsapp miliknya, Selasa  (02/09/2025).

Polisi Bukan Hanya Penindak, Tapi Juga Pendidik

Ade menjelaskan, salah satu fokus utama Unit Turjagwali adalah memberikan edukasi langsung kepada masyarakat di lapangan. Saat menemui pelanggaran lalu lintas, pihaknya lebih mengutamakan langkah persuasif. Penindakan tegas memang tetap dilakukan sesuai aturan, namun edukasi selalu menjadi garda terdepan.

“Misalnya ada pengendara yang tidak menggunakan helm atau melawan arus. Kami tidak serta-merta langsung menindak, tapi lebih dulu menyampaikan edukasi, menjelaskan bahaya dan risiko yang bisa timbul. Dengan begitu, masyarakat sadar bahwa tertib lalu lintas bukan untuk polisi, tapi untuk keselamatan dirinya sendiri,” jelas Ade.

Menjaga Etika dan Citra Kepolisian

Lebih lanjut, IPDA Ade menekankan pentingnya sikap profesionalisme dan etika bagi setiap anggota polisi lalu lintas. Ia menilai, citra Polri di mata masyarakat bisa terbentuk dari bagaimana petugas bersikap di jalan. Polisi yang ramah, sopan, dan beretika akan lebih diterima, meski sedang melakukan penindakan.

“Kalau petugas turun ke lapangan dengan bahasa yang baik dan sikap sopan, masyarakat lebih respect. Tegas tetap, tapi harus humanis. Itu prinsip yang saya tanamkan kepada anggota,” tuturnya.

Turjagwali Hadir di Tengah Masyarakat

Unit Turjagwali sendiri memiliki peran strategis dalam mengatur lalu lintas, khususnya di titik-titik rawan kemacetan dan kecelakaan. Mereka rutin melakukan patroli, penjagaan, dan pengaturan, terutama pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari. Kehadiran polisi di titik-titik padat ini diharapkan mampu memberi rasa aman sekaligus menumbuhkan kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas.

Selain pengaturan, Turjagwali juga kerap melaksanakan kegiatan sosialisasi, seperti operasi simpatik, pembagian brosur imbauan keselamatan, hingga menggelar program “Police Goes to School” untuk menanamkan kesadaran tertib berlalu lintas sejak dini kepada pelajar.

Harapan Terciptanya Budaya Tertib Berlalu Lintas

IPDA Ade menegaskan bahwa keberhasilan menciptakan lalu lintas yang aman dan tertib tidak bisa dicapai hanya dengan peran kepolisian. Masyarakat, kata dia, harus menjadi mitra aktif dalam mewujudkan budaya tertib berlalu lintas.

“Kami bisa mengatur, menjaga, dan mengedukasi, tapi jika tidak ada kesadaran dari masyarakat, tentu hasilnya tidak maksimal. Karena itu, kami selalu mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjadikan Garut lebih aman, tertib, dan lancar dalam berlalu lintas,” tegasnya.

Dukungan dan Apresiasi dari Masyarakat

Sejumlah masyarakat yang ditemui di lapangan pun memberikan apresiasi terhadap pendekatan humanis yang dilakukan Unit Turjagwali. Menurut mereka, cara petugas memberikan imbauan dengan sopan dan bersahabat membuat pengendara merasa dihargai, sehingga lebih mudah menerima arahan.

“Kalau petugasnya ramah, kita jadi tidak merasa terintimidasi. Justru jadi lebih malu kalau melanggar, karena diingatkan dengan cara yang baik,” ujar Rudi (40), seorang pengendara motor yang sering melintas di kawasan Tarogong.

Komitmen Kedepan

Sebagai penutup, Inspektur Dua (IPDA ) Ade Sulaeman menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan polisi lalu lintas yang profesional, beretika, dan humanis. Dengan semangat melayani masyarakat, ia berharap Garut dapat menjadi contoh daerah dengan budaya tertib lalu lintas yang tinggi.

“Kami akan terus hadir, baik untuk mengatur, menjaga, maupun mengedukasi. Semua ini demi keselamatan masyarakat. Karena keselamatan di jalan adalah prioritas utama,” pungkasnya. (DIX)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *