Jejak Inspiratif Endi: Dari Medan Tugas TNI ke Jalan Pengabdian Masyarakat

Loading

Garut,TribunPribumi.com – Bagi sebagian orang, masa pensiun adalah waktu untuk beristirahat setelah puluhan tahun mengabdikan diri pada negara. Namun, tidak demikian bagi Endi, pensiunan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kini menapaki babak baru sebagai Kepala Desa Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dengan semangat yang tak pernah surut, Endi membuktikan bahwa pengabdian tidak berhenti ketika seragam dilepas. Ia justru menjadikan masa pensiunnya sebagai momentum untuk melanjutkan perjuangan, kali ini melalui jalan pengabdian kepada masyarakat.

Dari Barak Militer ke Balai Desa

Puluhan tahun hidup dalam disiplin ketat militer menjadikan Endi sosok yang tegas, tangguh, sekaligus penuh tanggung jawab. Nilai-nilai itu tetap ia bawa dalam kepemimpinan desa. Namun, berbeda dengan medan tugas TNI yang penuh strategi dan ketegasan, di desa ia lebih menonjolkan sisi humanis dan kebersamaan.

“Kalau dulu saya mengabdi di medan tugas TNI, kini saya kembali ke masyarakat. Bagi saya, mengabdi itu tidak ada batasnya. Saya ingin pengalaman dan tenaga saya tetap bermanfaat,” ujar Endi dalam perbincangan melalui sambungan Whatsapp miliknya. Minggu, 14/09/2025).

Kepemimpinan yang Transparan dan Merangkul

Sejak menjabat sebagai Kepala Desa Mancagahar, Endi menekankan pentingnya transparansi anggaran dan keterbukaan publik. Baginya, kepercayaan masyarakat adalah modal utama membangun desa. Ia pun selalu melibatkan warga dalam setiap pengambilan keputusan, melalui musyawarah yang rutin digelar.

“Keterbukaan itu hak masyarakat, dan kewajiban pemerintah desa untuk melaksanakannya,” tegasnya.

Masyarakat merasakan langsung perubahan ini. Program-program desa berjalan lebih efektif, pembangunan infrastruktur lebih merata, serta pelayanan publik semakin baik.

Menghidupkan Kembali Gotong Royong

Endi percaya bahwa kunci kemajuan desa terletak pada gotong royong. Karena itu, ia selalu mengajak warganya untuk bahu-membahu dalam setiap kegiatan. Dari memperbaiki jalan, membersihkan lingkungan, hingga membantu warga yang kesulitan, Endi selalu hadir dan ikut turun tangan.

“Kalau kita bersama-sama, semua bisa selesai. Gotong royong itu bukan hanya budaya, tapi juga jati diri bangsa kita,” ujarnya.

Sosok yang Dekat dengan Warga

Meski pernah berkarier di institusi militer yang identik dengan ketegasan, Endi menunjukkan sisi humanisnya sebagai pemimpin desa. Ia kerap turun ke lapangan, mendengar keluhan warga secara langsung, bahkan menyapa mereka tanpa sekat.

Bagi warga Mancagahar, Endi bukan sekadar kepala desa, tetapi juga sahabat dan pengayom. 

“Pak Endi itu orangnya sederhana. Kalau ada kegiatan desa, beliau selalu hadir, bahkan ikut bekerja bersama warga. Kami bangga punya pemimpin seperti beliau,” ungkap salah satu warga desa Mancagahar yang enggan disebutkan namanya.

Pengabdian yang Tak Pernah Pensiun

Kisah hidup Endi menjadi bukti bahwa semangat pengabdian tidak pernah pensiun. Dari medan perjuangan TNI hingga kehidupan desa yang sederhana, ia tetap konsisten memegang prinsip bahwa hidup akan lebih bermakna jika bermanfaat bagi orang lain.

Dengan teladan kepemimpinan yang ia tunjukkan, Endi tidak hanya membangun Desa Mancagahar secara fisik, tetapi juga membangun mental kebersamaan dan rasa memiliki di kalangan warganya.

“Selama masih diberi kesehatan, saya akan terus berbuat untuk masyarakat. Itu komitmen saya,” tutupnya dengan senyum penuh ketulusan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *