![]()
Tasikmalaya,TRIBUNPRIBUMI.com – Warga Kampung Suniasari, Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya, digegerkan oleh kebakaran besar yang melanda sebuah rumah kosong yang dijadikan gudang barang bekas (barbek), Rabu sore (29/10/2025).
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.30 WIB itu sontak membuat kepanikan luar biasa di kalangan warga sekitar. Asap hitam tebal membumbung tinggi, terlihat jelas dari kejauhan, sementara suara letupan terdengar beberapa kali dari dalam bangunan yang tengah dilalap si jago merah.
Lokasi kebakaran berada di kawasan padat penduduk yang juga berdekatan dengan jalan provinsi, sehingga banyak pengguna jalan yang menghentikan kendaraannya untuk menyaksikan kobaran api. Suasana sore itu mendadak berubah mencekam.
Saksi Mata: Ada Suara Letupan Sebelum Api Membesar
Suhendar, salah satu warga yang menjadi saksi pertama di lokasi kejadian, menuturkan bahwa dirinya tengah berada di kolam ikan tak jauh dari rumah tersebut. Ia mengaku sempat mendengar bunyi ledakan kecil sebelum melihat kepulan asap keluar dari dalam bangunan.
“Saya lagi di kolam, dengar suara letupan kayak ledakan kecil. Pas nengok, udah ada asap hitam, terus api langsung nyamber ke atas,” ujar Suhendar sambil mengenang detik-detik kebakaran.
Mengetahui hal itu, Suhendar spontan berlari dan berteriak meminta pertolongan warga sekitar.
“Kahuruan kahuruan, bejaan pemadam gancang!” teriaknya dalam bahasa Sunda, yang berarti “kebakaran, cepat panggil pemadam!”
Warga sekitar yang mendengar teriakan itu segera berdatangan, berusaha membantu dengan alat seadanya sebelum petugas pemadam datang. Namun, besarnya api dan banyaknya bahan mudah terbakar membuat upaya warga sia-sia.
Lima Mobil Damkar Dikerahkan, Polisi dan Tagana Turun Tangan
Tak lama berselang, petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tasikmalaya datang ke lokasi dengan mengerahkan lima unit mobil pemadam. Untuk mempercepat penanganan, bantuan tambahan juga datang dari Water Canon Polres Tasikmalaya serta tangki air FK Tagana (Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana).
“Walaupun bukan tugas utama kami, tapi kami turunkan kendaraan water canon karena ini kondisi darurat. Kami bersama Damkar, Tagana, dan masyarakat berupaya keras memadamkan api,” ujar Kasat Sabhara Polres Tasikmalaya IPTU Solihin, di sela proses pemadaman.
Proses pemadaman berlangsung dramatis selama hampir dua jam. Petugas bekerja keras melawan kobaran api yang membesar karena banyaknya barang plastik dan karet di dalam gudang tersebut. Beberapa kali terdengar suara ledakan dari tumpukan barang elektronik bekas yang terbakar.
Gudang Sudah Kosong Tiga Tahun, Disulap Jadi Tempat Rongsokan
Bangunan yang terbakar diketahui merupakan rumah besar berukuran sekitar 28 x 17 meter persegi, milik warga yang sudah lama pindah dari lokasi tersebut. Selama tiga tahun terakhir, rumah itu dibiarkan kosong sebelum akhirnya disewa dan dijadikan tempat penyimpanan barang bekas.
Menurut keterangan warga, di dalam gudang tersebut terdapat tumpukan televisi rusak, kipas angin, kabel, serta berbagai peralatan elektronik yang sudah tidak terpakai. Barang-barang itu didominasi bahan plastik dan karet dua material yang sangat mudah terbakar.
Diduga Akibat Percikan Api dari PCB Televisi Bekas
Kanit Reskrim Polsek Singaparna, Aipda Dwi Santoso, yang memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP), menyebutkan bahwa penyebab sementara kebakaran diduga berasal dari percikan api dari PCB televisi bekas yang meledak akibat korsleting.
“Api pertama kali muncul dari tumpukan elektronik bekas di bagian tengah ruangan. Karena di sekitar banyak bahan yang mudah terbakar seperti plastik dan busa, api cepat membesar,” terang Aipda Dwi.
Ia menambahkan, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan sumber api secara pasti, termasuk memeriksa saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi saat kejadian.
“Kami sudah memintai keterangan beberapa saksi, termasuk Saudara Suhendar yang pertama kali mengetahui peristiwa ini,” ujarnya.
Tidak Ada Korban Jiwa, Tapi Kerugian Mencapai Setengah Miliar Rupiah
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kebakaran ini menyebabkan kerugian material yang tidak sedikit. Seluruh isi gudang, termasuk struktur bangunan rumah tua tersebut, ludes terbakar.
Petugas memperkirakan total kerugian mencapai Rp500 juta atau setengah miliar rupiah. Hingga malam hari, aparat kepolisian bersama Damkar masih melakukan pendinginan dan pemeriksaan lanjutan di lokasi kejadian untuk mencegah kemungkinan api menyala kembali.
Warga Harap Pemerintah Lakukan Pengawasan terhadap Gudang Tak Berizin
Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi warga sekitar. Banyak dari mereka berharap agar pemerintah setempat lebih memperketat pengawasan terhadap bangunan kosong yang dialihfungsikan menjadi gudang penyimpanan tanpa izin yang jelas.
“Bangunan kosong di sini banyak yang disewa buat nyimpen rongsokan. Harusnya ada pengawasan, soalnya bahaya kalau isinya bahan gampang kebakar,” ucap Dedi (45), salah satu warga setempat.
Ia menambahkan, selain risiko kebakaran, bangunan semacam itu juga kerap menjadi tempat aktivitas mencurigakan di malam hari.
Api Padam, Warga Masih Trauma
Sekitar pukul 18.30 WIB, api akhirnya berhasil dijinakkan sepenuhnya. Namun, sisa-sisa bara dan bau plastik terbakar masih tercium kuat di sekitar lokasi. Petugas gabungan melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada titik api yang tersisa.
Beberapa warga masih tampak berkumpul di sekitar lokasi, sebagian besar menatap puing-puing bangunan dengan raut wajah prihatin.
“Alhamdulillah teu aya nu cilaka (tidak ada korban), tapi kasian pisan anu boga imah,” ujar Nani, warga setempat yang menyaksikan langsung proses pemadaman.
Kini, lokasi kebakaran sudah dipasangi garis polisi untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga berencana memanggil pemilik bangunan dan pihak penyewa gudang untuk dimintai keterangan.
Kebakaran di Desa Sukasukur ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan limbah dan barang bekas tidak bisa dilakukan sembarangan. Selain menimbulkan pencemaran lingkungan, penumpukan material mudah terbakar seperti plastik dan kabel bekas juga menyimpan potensi bahaya besar.
Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada dan pemerintah daerah semakin sigap dalam melakukan pengawasan di wilayah-wilayah rawan kebakaran. (Saepuloh)
