Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Dalam upaya mempererat tali silaturahmi sekaligus memperkuat koordinasi pelaksanaan program sosial di wilayahnya, Camat Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat Ahmad Mawardi,AP.,M.Si. menggelar pertemuan bersama seluruh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) se-Kecamatan Tarogong Kidul.
Sementara kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Tarogong Kidul tersebut dihadiri para pendamping PKH, perwakilan desa, dan unsur pemerintahan kecamatan.
Suasana kegiatan berlangsung penuh keakraban dan kekeluargaan. Dalam sambutannya, Ahmad Mawardi menyampaikan bahwa pertemuan ini bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi momentum penting untuk menyatukan langkah dan visi dalam memperkuat program pemberdayaan sosial masyarakat.
“PKH bukan hanya tentang bantuan tunai yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu, tetapi juga menyangkut perubahan perilaku, peningkatan kemandirian, dan pembangunan sumber daya manusia. Di sinilah peran para pendamping menjadi sangat strategis,” ujar Ahmad Mawardi dalam sambutannya. Selasa, (07/10/2025).
Menurutnya, pendamping PKH adalah ujung tombak dalam pelaksanaan program perlindungan sosial. Mereka tidak hanya bertugas menyalurkan bantuan, tetapi juga menjadi penggerak perubahan sosial di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, sinergitas antara pendamping, aparat desa, dan pemerintah kecamatan harus terus diperkuat agar sasaran program benar-benar tepat dan membawa dampak nyata bagi kesejahteraan warga.
Pendamping PKH Sebagai Garda Terdepan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam kesempatan itu, Ahmad Mawardi juga menyoroti tantangan di lapangan yang kerap dihadapi oleh para pendamping, mulai dari dinamika sosial masyarakat hingga keterbatasan sumber daya. Namun, ia menegaskan bahwa semua kendala tersebut harus dijawab dengan semangat dan komitmen bersama.
“Saya memahami bahwa tugas pendamping PKH tidak mudah. Mereka harus berhadapan langsung dengan masyarakat di berbagai kondisi, mendengar keluhan, mencari solusi, bahkan sering kali menjadi tempat curhat warga. Tapi saya yakin, dengan niat tulus dan kerja sama yang baik, semua bisa diatasi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ahmad Mawardi menekankan pentingnya pendekatan humanis dalam menjalankan tugas pendampingan. Ia meminta agar para pendamping tidak hanya fokus pada data dan laporan administratif, tetapi juga menyentuh sisi kemanusiaan dari setiap keluarga penerima manfaat.
“Pendamping PKH adalah bagian dari keluarga besar masyarakat Tarogong Kidul. Mari kita jaga komunikasi, jangan biarkan ada jarak antara aparat pemerintah dan masyarakat penerima manfaat. Program ini akan sukses jika kita mampu menumbuhkan rasa saling percaya,” tegasnya.
Dukungan Kecamatan untuk Program Sosial Berkelanjutan
Camat Tarogong Kidul juga berjanji akan terus memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan PKH, baik melalui fasilitasi koordinasi lintas sektor maupun penyediaan ruang komunikasi antarpendamping dan pemerintah desa.
“Kami di kecamatan selalu terbuka. Bila ada kendala di lapangan, sampaikan langsung agar bisa segera kita carikan solusi. Pemerintah tidak boleh bekerja sendiri, semua harus berkolaborasi,” kata Ahmad Mawardi menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, salah satu pendamping PKH yang hadir, Nenden Komalasari, menyampaikan apresiasi kepada pihak kecamatan atas inisiatif kegiatan silaturahmi tersebut. Menurutnya, kegiatan ini memberikan semangat baru bagi para pendamping untuk terus berkontribusi di tengah masyarakat.
“Kami merasa dihargai dan didengar. Selama ini banyak tantangan di lapangan, terutama dalam hal sosialisasi dan pemahaman masyarakat terhadap program. Tapi dengan adanya komunikasi seperti ini, kami lebih termotivasi untuk bekerja maksimal,” tutur Nenden.
Harapan untuk Peningkatan Kesejahteraan di Tarogong Kidul
Kegiatan silaturahmi ini juga diisi dengan sesi dialog terbuka, di mana para pendamping PKH diberi kesempatan menyampaikan berbagai masukan, kendala, dan usulan untuk perbaikan program ke depan. Beberapa di antaranya menyoroti perlunya peningkatan kapasitas pendamping, penyederhanaan administrasi, dan penguatan dukungan lintas sektor agar program lebih optimal.
Ahmad Mawardi menyambut baik seluruh masukan tersebut dan berjanji akan menindaklanjutinya melalui koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Garut maupun pihak terkait lainnya.
“Kami ingin Tarogong Kidul menjadi contoh wilayah yang solid, peduli, dan bergerak bersama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial. Semua pihak, mulai dari pemerintah, pendamping, hingga masyarakat, memiliki peran yang tidak bisa dipisahkan,” pungkasnya.
Acara kemudian ditutup dengan doa bersama dan foto bersama antara Camat Tarogong Kidul dengan seluruh pendamping PKH. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal yang baik bagi terciptanya sinergi dan kolaborasi berkelanjutan antara pemerintah kecamatan dan para pendamping sosial di Tarogong Kidul.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen pelayanan yang tinggi, Kecamatan Tarogong Kidul terus berupaya menghadirkan pemerintahan yang humanis, responsif, dan berpihak pada masyarakat kecil sejalan dengan visi Garut yang lebih sejahtera dan berkeadilan. (*)