Tasikmalaya,TRIBUNPRIBUMI.com – Kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) kembali digelar serentak di berbagai sekolah di Indonesia, tak terkecuali di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Di Kecamatan Cipatujah,Kabupaten Tasikmalaya , Jawa Barat. Senin, (08/09/2025), diketahui tercatat sebanyak 10 sekolah dasar negeri (SDN) ikut serta dalam agenda tahunan ini. Namun, karena keterbatasan sarana prasarana, sebagian sekolah harus melaksanakan ANBK secara terpusat.
Salah satu lokasi pelaksanaan berada di SDN Ciheras, yang menjadi tempat bagi empat sekolah sekaligus, yaitu SDN Ciheras, SDN Cisemut, SDN Sadakembang, dan SDN Sukahurip. Total ada 73 peserta didik dari keempat sekolah tersebut yang mengikuti asesmen.
ANBK, Penilaian Nasional Pengganti Ujian Nasional
ANBK merupakan program evaluasi yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai pengganti Ujian Nasional. Berbeda dengan ujian sebelumnya, ANBK tidak hanya mengukur kemampuan kognitif siswa, tetapi juga menilai literasi membaca, numerasi, serta survei karakter dan lingkungan belajar.
Kepala SDN Ciheras, Ade Sukmara, S.Pd., menjelaskan bahwa pelaksanaan ANBK sudah menjadi kegiatan rutin tahunan. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi sekolah.
“Melalui ANBK, diharapkan siswa semakin berkembang dalam berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan. Selain itu, hasil asesmen ini menjadi acuan dalam menentukan mutu pendidikan di setiap sekolah,” ungkap Ade saat ditemui di lokasi kegiatan.
Keterbatasan Fasilitas Jadi Kendala
Meski penting, pelaksanaan ANBK di daerah pedesaan tidak terlepas dari kendala. Ade Sukmara menuturkan, sebagian besar sekolah di Kecamatan Cipatujah belum memiliki perangkat komputer dan jaringan internet memadai.
“Karena kurangnya alat di sekolah masing-masing, maka pelaksanaan harus digabung di satu titik, seperti di SDN Ciheras ini. Walaupun tidak ada anggaran khusus dari pemerintah, kami tetap berupaya melaksanakan kewajiban ini,” katanya.
Menurutnya, keterbatasan tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk berhenti berusaha. Ia menegaskan, pihak sekolah akan terus mencari solusi agar siswa tetap bisa mengikuti asesmen dengan baik.
Semangat Guru dan Siswa
Kendala fasilitas tidak menyurutkan semangat para guru maupun siswa. Justru, kegiatan terpusat ini menghadirkan suasana berbeda karena siswa dari sekolah yang berbeda dapat saling berinteraksi.
“Intinya, bagi kami semua siswa harus menjadi murid yang berprestasi. Dengan adanya ANBK, mereka bisa lebih terbiasa menggunakan teknologi, sekaligus meningkatkan motivasi belajar,” tambah Ade.
Para siswa terlihat antusias meskipun harus menunggu giliran menggunakan perangkat yang terbatas. Guru-guru pun bahu membahu membantu jalannya kegiatan agar asesmen berlangsung lancar dan sesuai jadwal.
Harapan untuk Dukungan Pemerintah
Di balik suksesnya pelaksanaan ANBK tahun ini, para tenaga pendidik berharap pemerintah lebih memperhatikan kondisi sekolah di daerah. Terutama terkait ketersediaan komputer, jaringan internet, dan anggaran operasional.
“Kalau fasilitasnya memadai, tentu pelaksanaan ANBK akan lebih efektif dan tidak perlu digabung. Ini juga bisa mengurangi beban transportasi bagi siswa dan guru,” ujar salah seorang guru pendamping.
Meski demikian, pelaksanaan ANBK di Cipatujah tetap berlangsung dengan tertib dan lancar. Semangat siswa dan dedikasi guru menjadi modal utama demi tercapainya tujuan utama asesmen, yakni meningkatkan mutu pendidikan di tanah air. (Saepuloh)