Bekasi,TRIBUNPRIBUMI.com – Situasi sosial dan politik di sejumlah daerah belakangan ini diwarnai aksi-aksi provokatif yang kerap berujung pada bentrokan massa, kerusuhan, hingga merusak ketertiban umum. Menyikapi kondisi tersebut, puluhan organisasi masyarakat (ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat langsung bergerak cepat. Mereka sepakat membentuk tembok persatuan sebagai upaya membendung segala potensi provokasi dan menjaga Bekasi tetap aman, damai, serta kondusif.
Konsolidasi Besar di Cibitung
Minggu (31/08/2025), Saung Warna Warni Cibitung menjadi saksi pertemuan penting antara tokoh-tokoh ormas, LSM, serta perwakilan komunitas masyarakat. Konsolidasi yang digagas Aliansi Ormas Bekasi ini dipimpin Ketua Umum HM Zaenal Abidin, didampingi Sekjen Doni Ardon, Ketua Harian H. Barif Susanto, dan jajaran tim khusus.
Sebanyak 38 perwakilan ormas dan LSM hadir, mulai dari GIBAS, Warga Bumiputera Indonesia, BPPKB Banten, Pejuang Siliwangi, FORKABI, GEMPA, AHLI, HKTI, IPI, GPI, komunitas ojek online, BANASPATI, FAST, hingga KMBI. Kehadiran mereka mencerminkan kekuatan besar masyarakat sipil yang bersatu dalam satu komitmen menjaga stabilitas daerah.
Tegas Menolak Provokasi
Dalam sambutannya, HM Zaenal Abidin menegaskan sikap Aliansi Ormas Bekasi yang menolak keras segala bentuk provokasi dan adu domba. “Kita tidak ingin Kabupaten Bekasi mengalami nasib sama seperti di beberapa daerah lain yang rusak akibat provokasi. Aspirasi masyarakat memang harus disuarakan, tetapi jangan sampai ditunggangi oleh kepentingan yang justru merugikan bangsa,” tegasnya.
Zaenal menilai suara rakyat terhadap ketidakadilan adalah sesuatu yang sah dan wajar. Namun, ia mengingatkan bahwa energi tersebut harus diarahkan ke jalan yang benar, bukan dipelintir menjadi alat kepentingan kelompok tertentu. “Masyarakat boleh bersuara, boleh menyatakan sikap, tapi jangan sampai suara itu dipakai untuk agenda destruktif,” ujarnya lugas.
Aksi Damai dan Simbol Kedamaian
Sebagai wujud nyata menjaga ketentraman, Aliansi Ormas Bekasi berencana melakukan aksi damai dengan membagikan bunga kepada warga dan makanan kepada pengemudi daring. “Sederhana, tetapi penuh makna. Kami ingin menunjukkan bahwa Bekasi bisa tetap sejuk, damai, dan bersaudara meskipun ada perbedaan,” kata Zaenal.
Dukungan dari Aktivis hingga Pemerintah
Sekjen Aliansi Ormas Bekasi, Doni Ardon, menambahkan bahwa pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan berbagai elemen, termasuk aktivis mahasiswa, tokoh masyarakat, aparatur, hingga pimpinan daerah. “Alhamdulillah, Bupati Bekasi merespons positif. Ada undangan resmi untuk duduk bersama antara ormas, LSM, dan mahasiswa sebagai langkah pencegahan dini,” terang Doni yang juga menjabat Ketua SMSI Kabupaten Bekasi.
Menurut Doni, langkah konsolidasi ini bukan sekadar simbol, tetapi langkah nyata mengikat komitmen bersama agar tidak ada celah bagi pihak luar menunggangi aspirasi rakyat.
Sinergi dengan Aparat Keamanan
Konsolidasi turut dihadiri Kasat Intel Polres Metro Bekasi, Kompol Zaini Zainuri, yang memberikan masukan strategis. Ia menegaskan pentingnya sinergi masyarakat sipil dan aparat keamanan dalam mencegah kerusuhan sejak dini. “Dengan komunikasi terbuka seperti ini, kita bisa mendeteksi potensi konflik sebelum berkembang menjadi masalah besar,” ujarnya.
Dengan Semangat Persatuan
Suasana konsolidasi semakin menguat ketika seluruh peserta bersatu dalam yel-yel kebersamaan, menegaskan tekad menjaga Kabupaten Bekasi tetap kondusif. Agenda kemudian ditutup dengan kunjungan ke Mapolrestro Bekasi dan Batalyon D Pelopor Brimob Polda Metro Jaya sebagai bentuk dukungan moral kepada aparat dalam menjaga keamanan daerah.
Dengan berdirinya tembok persatuan ini, Aliansi Ormas dan LSM Bekasi menegaskan bahwa mereka siap menjadi garda terdepan dalam menghadapi provokasi dan upaya perpecahan, sekaligus memastikan aspirasi masyarakat tetap murni demi kepentingan bangsa dan daerah. (*)