![]()
Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Komitmen dan dedikasi seorang anggota kepolisian bukan hanya terlihat dari seragam yang dikenakan, melainkan dari ketulusan dalam menjaga keselamatan masyarakat. Hal itu tercermin dari sosok Ipda Ade Sulaeman, Kanit Turjagawali Satlantas Polres Garut, yang kini banyak mendapat apresiasi masyarakat atas konsistensinya mengatur lalu lintas, memberikan edukasi, hingga mengedepankan pelayanan humanis dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Di tengah padatnya aktivitas lalu lintas di Kabupaten Garut, peran Satlantas tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka menjadi garda terdepan dalam menciptakan keamanan, kelancaran, dan keselamatan di jalan raya.
Hal inilah yang menjadi dasar pengabdian Ipda Ade Sulaeman dalam setiap langkah kerjanya. Bukan sekadar rutinitas, namun sebuah amanah besar yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.
“Pengabdian kami bukan hanya demi negara dan bangsa, tapi demi menyelamatkan masyarakat serta mengedukasi dalam berkendara. Karena hal itu bagian dari pelayanan, bahkan termasuk ibadah bagi kami,” tegas Ade saat ditemui usai melakukan pengaturan di salah satu titik rawan kepadatan lalu lintas di Garut Kota.
Fokus pada Edukasi, Bukan Hanya Penindakan
Sebagai Kanit Turjagawali, Ade menegaskan bahwa peran polisi lalu lintas tidak semata-mata menindak pelanggaran. Lebih dari itu, Satlantas memiliki fungsi strategis untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya tertib berkendara.
Menurutnya, edukasi adalah kunci agar masyarakat tidak hanya patuh saat melihat polisi, tetapi tumbuh kesadaran dari diri sendiri. Ia aktif turun langsung ke sekolah-sekolah, komunitas kendaraan, hingga lingkungan masyarakat untuk memberikan pemahaman soal keselamatan berlalu lintas.
“Banyak kecelakaan bermula dari hal yang sepele, seperti tidak memakai helm, melawan arus, atau tidak memeriksa kondisi kendaraan. Jika edukasi terus dilakukan, angka kecelakaan bisa kita tekan secara signifikan,” ujarnya.
Pengabdian yang Tidak Mengenal Waktu
Setiap hari, Ipda Ade memimpin anggotanya melakukan pengaturan di titik-titik rawan macet seperti Bundaran Simpang Lima, Jalan Ahmad Yani, Tarogong Kidul, hingga jalur wisata yang kerap ramai pada akhir pekan.
Baginya, memastikan kelancaran arus lalu lintas adalah bentuk nyata kepedulian terhadap kenyamanan masyarakat.
Dalam situasi tertentu, terlebih pada hari libur panjang dan musim mudik, waktu istirahat menjadi sangat terbatas. Namun hal itu tidak membuatnya mengeluh. “Kalau masyarakat bisa sampai tujuan dengan aman, itu sudah kebahagiaan bagi kami,” kata Ade.
Humanis dalam Setiap Layanan
Selain ketegasan, Ipda Ade juga dikenal dekat dengan masyarakat. Banyak warga yang mengaku sangat terbantu berkat kesigapan dan kepedulian Ade saat terjadi insiden kecelakaan atau gangguan lalu lintas. Ia tidak segan turun langsung membantu pengendara yang mengalami kendala, mulai dari ban pecah hingga lansia yang kesulitan menyeberang.
Bagi Ade, pelayanan humanis adalah bagian dari nilai ibadah yang ia tanamkan dalam setiap tugas. “Kami ingin masyarakat melihat polisi bukan sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai mitra dan pelindung,” ungkapnya.
Harapan untuk Garut yang Lebih Tertib
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Ipda Ade Sulaeman berharap masyarakat Garut semakin memahami bahwa keselamatan berkendara adalah tanggung jawab bersama. Ia mengajak semua pihak untuk disiplin, mematuhi rambu-rambu, dan mengutamakan keselamatan diri serta pengguna jalan lainnya.
“Polisi tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh dukungan masyarakat, komunitas, bahkan keluarga untuk mengingatkan pentingnya tertib berlalu lintas. Jika kita bergerak bersama, saya yakin Garut bisa jauh lebih tertib dan aman,” tutupnya.
Peran Ipda Ade Sulaeman yang konsisten, responsif, dan humanis dalam menjalankan tugas membuatnya mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan.
Dedikasinya dinilai telah memberikan dampak nyata dalam upaya menekan angka kecelakaan serta meningkatkan budaya tertib lalu lintas di Kabupaten Garut,Jawa Barat. (DIX)
