![]()
Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Selasa, 18 November 2025, memicu longsor yang mengakibatkan akses jalan utama Desa Margamulya hampir putus. Kondisi tersebut membuat warga resah karena jalan itu merupakan jalur vital yang menghubungkan permukiman dengan pusat kecamatan dan fasilitas umum lainnya.
Pantauan awak media di lapangan pada Rabu, 19 November 2025, menunjukkan sebagian badan jalan mengalami retakan memanjang. Struktur tanah di bawahnya tampak tergerus, meninggalkan rongga yang menandakan hilangnya daya dukung tanah akibat curah hujan ekstrem. Jika tidak segera diantisipasi, retakan tersebut berpotensi melebar dan membuat badan jalan amblas sepenuhnya.
Menurut warga sekitar, hujan mulai turun sejak siang hari hingga malam tanpa jeda, menyebabkan aliran air dari perbukitan meningkat. Tingginya debit air tak mampu ditampung oleh sistem drainase, sehingga sebagian mengalir langsung ke badan jalan dan memicu longsoran kecil hingga besar.
Material tanah yang terbawa air mengikis pinggir jalan, membuat struktur pondasi jalan rapuh. Beberapa titik bahkan tampak menggantung akibat tanah pendukungnya hilang tersapu arus. Warga yang melintas kini harus sangat berhati-hati, terutama kendaraan roda dua yang rawan tergelincir.
Pemerintah Desa Margamulya segera melakukan asesmen awal atas kerusakan tersebut. Perangkat desa, Arman, menegaskan bahwa kerusakan parah itu murni disebabkan kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut.
“Kerusakan jalan kemarin terjadi akibat curahan hujan yang sangat lebat dan turun terus-menerus. Tanah tidak mampu menyerap air, sehingga longsor tak bisa dihindarkan,” ungkap Arman.
Sementara itu tokoh masyarakat setempat, meminta agar pihak terkait seperti BPBD Kabupaten Garut segera turun tangan. Ia menilai kondisi jalan tidak hanya membahayakan aktivitas kendaraan, namun juga mengancam keselamatan warga apabila longsor susulan terjadi.
“Ini akses utama warga. Kalau putus total, otomatis mobilitas terhenti. Kami berharap pemerintah kabupaten segera menurunkan tim untuk penanganan darurat,” ujarnya.
Warga kini berharap adanya tindakan cepat berupa pemasangan bronjong atau penahan tanah sementara untuk mencegah longsor lanjutan.
Selain itu,mereka meminta agar pembersihan material longsor dan pemeriksaan struktur jalan dilakukan sesegera mungkin agar akses tetap terbuka, meski dengan sistem buka-tutup terbatas.
Situasi ini kembali mengingatkan pentingnya mitigasi bencana, terutama di wilayah rawan longsor seperti Cisompet. Intensitas hujan yang makin tidak terprediksi juga menuntut adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah dalam memperkuat infrastruktur jalan di kawasan perbukitan.
Hingga berita ini diterbitkan, jalan masih bisa dilalui kendaraan secara terbatas. Namun, petugas desa mengimbau warga untuk tetap waspada dan menghindari melintas saat hujan turun deras, mengingat kondisi tanah yang masih labil dan sangat berpotensi mengalami longsor susulan. (Wawan.S)
