![]()
Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Suasana penuh antusiasme mewarnai kegiatan konsolidasi Satuan Relawan Indonesia Kabupaten Garut yang digelar pada awal pekan ini. Puluhan relawan dari berbagai kecamatan hadir untuk memperkuat koordinasi dan mendapatkan arahan langsung dari jajaran Pimpinan Gerindra Garut serta anggota legislatif Jawa Barat. Acara ini menjadi momentum strategis dalam meneguhkan peran relawan sebagai mitra masyarakat dan pemerintah dalam pengawasan, edukasi, serta pembangunan ekonomi daerah.
Yudi Aldarajat: Potensi Alam Garut Besar, Tapi Kontrol Sosial Tak Boleh Diabaikan
Ketua Pimpinan Cabang Gerindra (Satria) Kabupaten Garut, Yudi Aldarajat, tampil sebagai pembicara pertama. Dalam sambutannya, ia menyoroti besar dan beragamnya kekayaan sumber daya alam (SDA) Garut. Mulai dari sektor pertanian, peternakan, perkebunan, hingga potensi perairan dan kehutanan semuanya menurut Yudi menyimpan peluang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian, Yudi menegaskan bahwa potensi tersebut tidak akan bermakna apabila pengelolaannya tidak dilakukan secara bijak, profesional, dan tepat sasaran. Ia menekankan pentingnya kontrol sosial dari masyarakat sebagai bagian dari upaya bersama menjaga kekayaan daerah agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Garut memiliki potensi alam yang luar biasa. Tapi potensi itu tidak akan bermanfaat jika tidak dikawal dengan baik. Masyarakat harus berani bersuara ketika ada penyimpangan, dan harus siap bekerja bersama untuk menjaga kekayaan daerah kita,” tutur Yudi di hadapan peserta kegiatan, Senin (17/11/2025).
Yudi kemudian menyinggung dua program strategis yang saat ini didorong oleh Gerindra di Garut, yakni Merah Biru Garut (MBG) dan Koperasi Merah Putih. Kedua program tersebut, jelasnya, dirancang untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat melalui sistem ekonomi kerakyatan yang lebih terarah, terstruktur, dan mudah diakses.
Ia memberikan edukasi langsung mengenai mekanisme program tersebut, termasuk bagaimana relawan dapat berperan aktif dalam sosialisasi, pendampingan, dan monitoring di lapangan agar manfaat program benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.
Dede Kustinar Tekankan Transparansi Anggaran dan Keterlibatan Relawan
Materi kedua disampaikan oleh anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Komisi II, Dede Kustinar, SE. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya transparansi dan partisipasi publik dalam pengawasan anggaran pemerintah, baik di tingkat kabupaten maupun desa.
Menurut Dede, masyarakat tidak boleh hanya menempatkan diri sebagai penerima manfaat pembangunan, tetapi harus menjadi bagian dari proses pengawasan agar anggaran yang seharusnya digunakan untuk kepentingan publik tidak disalahgunakan atau dialihkan dari tujuan semestinya.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah. Masyarakat harus aktif menjadi pengawas, terutama dalam pengelolaan anggaran desa dan kabupaten. Karena pada akhirnya, anggaran itu ditujukan untuk kesejahteraan kita semua,” ujarnya.
Dede menjelaskan bahwa penguatan fungsi kontrol sosial oleh relawan sangat dibutuhkan, mengingat relawan merupakan pihak yang dekat dengan masyarakat dan seringkali menjadi jembatan informasi antara warga dan pemerintah. Ia menegaskan bahwa peran relawan bukan hanya sebatas penyambung aspirasi politik, tetapi juga sebagai agen perubahan di tengah masyarakat.
Tidak hanya soal pengawasan anggaran, Dede juga menyoroti pentingnya pembenahan ekonomi masyarakat. Tantangan ekonomi, kata dia, semakin kompleks sehingga perlu adanya kolaborasi lintas sektor. Ia mendorong agar program-program pemberdayaan ekonomi yang digagas pemerintah maupun swasta harus disinergikan dengan gerakan relawan agar hasilnya lebih maksimal.
“Sektor ekonomi harus diperkuat. Ini tugas bersama, bukan hanya pemerintah. Harus ada gerakan kolektif untuk mengangkat perekonomian rakyat, baik melalui UMKM, koperasi, maupun pengembangan potensi desa,” tambahnya.
Peran Relawan Dinilai Kunci dalam Stabilitas Sosial dan Ekonomi
Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi ruang konsolidasi, tetapi juga menjadi forum pembekalan relawan agar lebih memahami isu-isu strategis di tingkat lokal.
Di sisi lain,para relawan diberikan wawasan mengenai cara mengidentifikasi potensi masalah di tengah masyarakat, teknik komunikasi publik, hingga langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk memperkuat jejaring sosial dan dukungan masyarakat terhadap program yang bermanfaat.
Para peserta terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Banyak di antara mereka yang mengajukan pertanyaan terkait mekanisme pengawasan anggaran, teknis program MBG, serta peluang-peluang penguatan ekonomi yang dapat dilakukan di tingkat desa.
Gelaran Acara Bernuansa Kekeluargaan: Harapan Lahirnya Gerakan Relawan yang Solid
Menjelang akhir acara, perwakilan panitia dan relawan menyampaikan permohonan maaf kepada para pemateri atas segala kekurangan dalam penyelenggaraan. Suasana penuh kekeluargaan tampak saat para relawan berinteraksi dan berdiskusi dengan para pembicara, membahas berbagai ide, tantangan, dan harapan ke depan.
Kegiatan ditutup dengan optimisme bahwa sinergi antara relawan, masyarakat, dan pemerintah akan menghasilkan langkah nyata dalam menjaga kekayaan alam Garut serta memperkuat pondasi ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Acara ini sekaligus menegaskan komitmen Gerindra Garut untuk meningkatkan kapasitas relawan dan memastikan bahwa seluruh potensi daerah dapat dikelola dengan lebih efektif, transparan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat. (*)
