Iman Sukirman Tekankan Pentingnya Wibawa Personal: “Rasa Hormat Itu Datang dari Sikap, Bukan Jabatan”

Loading

Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Kepala Desa Cibunar, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Iman Sukirman, menyampaikan pemikiran mendalam mengenai makna wibawa dan rasa hormat dalam lingkungan kerja. Menurutnya, banyak orang salah kaprah bahwa hormat hanya diberikan kepada mereka yang memiliki jabatan tinggi. Padahal, di setiap kantor, selalu ada sosok yang disegani tanpa perlu duduk di kursi kekuasaan.

“Banyak orang mengira rasa hormat itu datang bersama jabatan. Padahal tidak. Ada orang-orang yang ketika berbicara, ruangan langsung tenang, meskipun mereka bukan atasan,” ujar Iman di wawancarai awak media diruang kerjanya. Jum’at , (07/11/2025).

Wibawa Tak Bertumpu pada Kursi, Tapi pada Kepribadian

Iman menegaskan bahwa individu yang memiliki integritas, sikap profesional, serta kehadiran yang kuat akan dihormati bahkan setelah tidak lagi memegang jabatan apa pun. Sementara itu, sosok yang dihargai semata-mata karena posisi hanya bertahan selama mereka masih berada di struktur tersebut.

“Suatu contoh di kantor ada dua tipe orang yang dihormati karena jabatan, dan yang dihormati karena kepribadian. Yang kedua biasanya lebih langgeng dan lebih kuat pengaruhnya,” lanjutnya.

Pandangan Iman sejalan dengan laporan dan integritas yang menyebutkan bahwa 70 persen pengaruh seseorang berasal dari kredibilitas personal,bukan jabatan formal yang melekat padanya.Bahkan, dalam banyak organisasi modern, figur dengan pengaruh informal sering kali menjadi penentu arah kerja, meski tidak memiliki kekuasaan struktural.

Pengaruh Informal Lebih Stabil daripada Kekuasaan Formal

Iman menilai bahwa kekuatan informal yang muncul dari sikap, kapasitas, dan integritas lebih stabil daripada otoritas yang diberikan oleh jabatan. Pengaruh itu terbentuk dari reputasi, perilaku, dan konsistensi, bukan dari atribut-atribut yang terlihat.

“Mereka yang memiliki kepribadian kuat tidak perlu berbicara keras untuk didengar. Orang mendengarkan karena merasa perlu, bukan karena terpaksa,” tambahnya.

Di sisi lain,Iman kemudian memaparkan tujuh prinsip penting yang menurutnya membuat seseorang dihormati tanpa harus menduduki jabatan tinggi.

Tujuh Prinsip Membangun Wibawa Tanpa Jabatan

1. Menjadi Orang yang Bisa Diandalkan

Sosok yang mampu menuntaskan tugas tepat waktu, minim drama, dan dapat diandalkan dalam segala situasi akan otomatis dihormati. Reputasi ini tumbuh perlahan, namun kuat. Orang seperti ini sering dianggap “penopang tim”, meskipun tidak memiliki posisi formal.

“Keandalan itu tidak bisa dibuat-buat. Orang akan ingat siapa yang paling siap dan paling bertanggung jawab,” ujar Iman.

2. Tetap Tenang Saat Orang Lain Panik

Di tengah tekanan, mereka yang tetap jernih dan mampu mengendalikan emosi akan menjadi sosok rujukan. Ketenangan adalah keunggulan yang sangat dihargai di dunia kerja.

Mereka yang bisa memetakan masalah secara rasional akan tampil sebagai ‘penyejuk’ tim, membuat orang otomatis menghormati cara berpikir dan pendekatan mereka.

3. Memberikan Kritik Tanpa Merendahkan

Menurut Iman, kemampuan memberi masukan secara santun tanpa mempermalukan orang lain adalah salah satu ciri kedewasaan profesional.

“Orang lebih mendengar kritik yang disampaikan dengan hormat. Bukan yang disampaikan sambil menggurui,” katanya.

Sikap ini membangun kepercayaan, sekaligus menunjukkan empati yang memperkuat wibawa seseorang.

4. Menjaga Integritas Sekalipun Tak Ada yang Melihat

Integritas adalah fondasi wibawa. Menurut Iman, orang jujur akan dikenali bukan dari kata-katanya, tetapi dari keputusan kecil yang ia buat sehari-hari.

Misalnya, berani berkata benar ketika ada kebijakan yang dirasa tidak adil, atau menolak mengambil keuntungan pribadi dari posisi yang ia miliki.

“Integritas itu mungkin tidak langsung terlihat hasilnya, tapi efeknya jangka panjang. Orang akan selalu ingat,” ujarnya.

5. Menjadi Penghubung Antar Rekan

Dalam lingkungan kerja, harmonisasi adalah aset. Mereka yang mampu menjembatani perbedaan, menjadi penengah saat rekan berselisih, serta menjaga suasana tetap kondusif akan selalu dihormati.

Tipe ini sering dianggap pemimpin alami meski tidak diberi label pemimpin.

“Kadang yang dibutuhkan tim itu bukan bos, tapi jembatan,” ucap Iman

6. Menghormati Orang Lain Secara Konsisten

Rasa hormat tidak akan datang kepada mereka yang tidak pernah memberi hormat. Menurut Iman, orang dengan sikap sopan, rendah hati, serta membantu tanpa pamrih akan cepat mendapat kepercayaan dari rekan kerja.

Mengapresiasi usaha kecil, mengucapkan terima kasih, serta tidak meremehkan pekerjaan orang lain adalah bentuk kehangatan yang memberi dampak besar.

“Biasanya yang paling dihormati adalah yang paling bisa menghargai,” tuturnya.

7. Memiliki Ilmu, Tapi Tidak Pamer Pengetahuan

Sosok yang berpengetahuan luas namun tetap rendah hati akan selalu dihormati. Mereka memberi solusi tanpa membuat orang lain merasa bodoh, menjelaskan dengan bahasa sederhana, dan tidak pernah merasa paling benar.

Menurut Iman, kombinasi kemampuan dan kerendahan hati adalah kekuatan yang jarang namun sangat dihargai di lingkungan kerja mana pun.

Wibawa Lahir dari Konsistensi, Bukan Jabatan

Iman menegaskan bahwa jabatan datang dan pergi, namun karakter akan terus melekat. Mereka yang bekerja dengan jujur, tenang, bertanggung jawab, dan empatik akan mendapatkan rasa hormat bahkan tanpa pernah memintanya.

“Kalau merasa tidak dihargai meski sudah bekerja keras, coba lihat lagi bukan seberapa keras kamu bicara, tapi seberapa kuat tindakanmu terdengar,” pungkasnya.

Dia pun mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk mulai membangun wibawa personal sejak dini bukan dengan mencari posisi, tetapi dengan membangun kualitas diri yang berharga. (DIX)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *