BUMDes Cupumanik Gandamekar Jadi Motor Penggerak Ekonomi Lokal, Transparan dan Berdaya Guna untuk Warga

Loading

Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Pemberdayaan ekonomi masyarakat kini tidak lagi hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, melainkan juga berakar dari kekuatan desa. Salah satu contoh nyata datang dari BUMDes Cupumanik, Desa Gandamekar, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang terus tumbuh menjadi motor penggerak ekonomi lokal dengan tata kelola transparan dan berorientasi pada potensi daerah.

Di tengah geliat ekonomi pedesaan yang semakin kompetitif, BUMDes Cupumanik menjadi bukti bahwa kemandirian bisa terwujud ketika pemerintah desa dan masyarakat memiliki semangat serta komitmen yang sama. 

Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Aceng Warso dan Direktur BUMDes Mas Harto, lembaga ini berhasil menumbuhkan kepercayaan publik serta menghadirkan manfaat nyata bagi warga.

Awal Berdiri dan Prinsip Tata Kelola yang Tegas

BUMDes Cupumanik berdiri atas dasar kesadaran bersama bahwa desa harus memiliki lembaga ekonomi mandiri yang bisa menampung, mengelola, dan menyalurkan potensi lokal secara profesional. Dari awal pendiriannya, BUMDes ini dirancang agar tidak hanya menjadi wadah usaha, tetapi juga ruang bagi warga untuk belajar mengelola bisnis, keuangan, dan sumber daya.

“Sejak awal kami ingin BUMDes benar-benar berjalan sesuai aturan. Semua kegiatan harus transparan dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena BUMDes bukan milik pribadi atau kelompok tertentu, melainkan milik seluruh masyarakat Desa Gandamekar,” ujar Kepala Desa Aceng Warso, saat dimintai keterangan awak media melalui sambungan Whatsapp miliknya pada. Jum’at (31/10/2025).

Ia menegaskan, dalam pengelolaannya, BUMDes Cupumanik berpegang pada prinsip akuntabilitas dan keterbukaan publik. Setiap rupiah yang dikeluarkan maupun diterima dicatat dan dilaporkan, sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi jalannya kegiatan ekonomi di desanya.

“Laporan keuangan kami terbuka. Pemerintah desa, BPD, dan masyarakat bisa melihat langsung. Prinsipnya kami ingin menumbuhkan kepercayaan publik, karena dari situlah keberlangsungan BUMDes bisa terjaga,” tambahnya.

Menggali Potensi Lokal Gandamekar

Desa Gandamekar dikenal memiliki beragam potensi ekonomi, mulai dari hasil pertanian, perdagangan, hingga produk-produk kreatif UMKM. Sayangnya, selama bertahun-tahun potensi ini belum tergarap maksimal. Melihat peluang tersebut, pemerintah desa bersama BUMDes Cupumanik mulai melakukan pemetaan dan pengembangan sektor yang bisa dijadikan sumber pendapatan berkelanjutan.

“Desa kami punya hasil pertanian melimpah, juga banyak pelaku usaha kecil seperti pengrajin dan produsen olahan makanan. Semua itu kami arahkan agar bisa masuk ke sistem BUMDes, supaya terkelola lebih baik dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat,” jelas Aceng Warso.

Melalui BUMDes, hasil panen warga kini tidak lagi dijual ke tengkulak dengan harga rendah. Sebaliknya, BUMDes berperan sebagai penampung, pengolah, sekaligus pemasar hasil pertanian. Dengan sistem ini, harga jual menjadi lebih stabil dan petani mendapat keuntungan yang lebih layak.

Unit Usaha yang Berdaya Saing

Dalam menjalankan fungsinya, BUMDes Cupumanik kini telah mengelola beberapa unit usaha produktif. Menurut Mas Harto, selaku Direktur BUMDes, setiap unit usaha dibentuk berdasarkan kebutuhan dan kondisi riil masyarakat.

“Ada unit simpan pinjam, yang memudahkan warga memperoleh modal usaha tanpa bunga tinggi. Kemudian ada unit perdagangan hasil pertanian, yang menjadi wadah pemasaran produk lokal. Selain itu kami juga menjalankan unit penyediaan kebutuhan harian bagi masyarakat dengan harga terjangkau,” jelasnya.

Di sisi lain unit-unit usaha ini membuka lapangan kerja baru bagi warga sekitar, beberapa pemuda bahkan kini mereka ikut dilibatkan dalam operasional harian BUMDes, baik di bidang administrasi, distribusi, maupun pemasaran digital.

“Harapan kami, anak muda desa tidak perlu lagi merantau jauh-jauh hanya untuk mencari penghasilan. Dengan adanya BUMDes, mereka bisa berkarya di tanah sendiri,” tambah Mas Harto.

Transparansi dan Kepercayaan Jadi Kunci

Salah satu alasan mengapa BUMDes Cupumanik mendapatkan kepercayaan luas dari masyarakat adalah keterbukaannya. Dalam setiap rapat desa, laporan kegiatan dan keuangan BUMDes selalu dipaparkan secara terbuka. Hal itu membuat masyarakat merasa menjadi bagian dari proses, bukan sekadar penonton.

“Kami merasa senang karena sekarang kalau butuh modal usaha bisa langsung ke BUMDes. Prosesnya cepat dan jelas. Tidak ada biaya tambahan macam-macam,” kata Rohim, warga RT 04 RW 02 yang kini memiliki usaha jual beli hasil bumi.

Selain membantu permodalan, BUMDes Cupumanik juga aktif menjalin kerja sama dengan pelaku UMKM di Gandamekar. Mereka sering mengikuti pameran, bazar desa, dan memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk. Upaya ini perlahan membuat produk-produk lokal Gandamekar semakin dikenal di luar wilayah.

Kolaborasi dan Dukungan Pemerintah Desa

Keberhasilan BUMDes Cupumanik tidak lepas dari sinergi kuat antara pengurus, pemerintah desa, dan masyarakat. Setiap kebijakan besar selalu melalui musyawarah bersama, dan setiap pengembangan usaha disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

“Kami tidak ingin BUMDes hanya besar di atas kertas. Karena itu, setiap langkah yang kami ambil harus realistis, sesuai kemampuan desa, dan yang paling penting, membawa manfaat langsung bagi warga,” tegas Aceng Warso.

Pemerintah desa juga rutin memberikan pembinaan, baik dalam hal administrasi maupun peningkatan kapasitas SDM. Bahkan, beberapa perangkat desa terlibat langsung dalam pelatihan manajemen keuangan BUMDes agar pengelolaan tetap profesional.

Dampak Nyata di Tengah Warga

Kini, manfaat BUMDes Cupumanik dirasakan nyata oleh masyarakat Gandamekar. Warga yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses modal kini memiliki peluang membuka usaha sendiri. Petani pun merasa lebih tenang karena hasil panen mereka tertampung dan dihargai dengan pantas.

“Sekarang hidup kami lebih ringan. Dulu kalau panen suka bingung mau jual ke mana, sekarang BUMDes siap menampung. Harga juga lebih baik,” kata Entin, seorang petani yang menggarap lahan padi di Gandamekar.

Selain ekonomi, dampak sosial juga terlihat. Rasa kebersamaan dan gotong royong antarwarga semakin kuat. Banyak kegiatan sosial yang kini dibiayai sebagian dari keuntungan BUMDes, seperti bantuan sembako untuk warga kurang mampu dan dukungan kegiatan karang taruna.

Harapan ke Depan: Kemandirian dan Inovasi Berkelanjutan

Menutup perbincangan, Aceng Warso menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat peran BUMDes Cupumanik dalam membangun ekonomi desa. Ia menilai, masa depan BUMDes terletak pada kejujuran, keterbukaan, dan keberanian berinovasi.

“Kunci keberhasilan BUMDes adalah keterbukaan, kejujuran, dan kebersamaan. Selama prinsip itu dijaga, insyaallah BUMDes Cupumanik akan terus tumbuh menjadi kebanggaan warga Gandamekar,” ujarnya.

Visi: Mewujudkan ekonomi desa yang mandiri, berdaya saing, dan berkeadilan sosial

Motto: “Dari Desa, Oleh Desa, Untuk Kesejahteraan Bersama”

Dengan pengelolaan profesional, komitmen pemerintah desa, dan partisipasi masyarakat yang tinggi, BUMDes Cupumanik kini menjadi simbol kemandirian ekonomi desa di Kabupaten Garut. 

Sebuah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil di tingkat desa asal dijalankan dengan kejujuran, kerja keras, dan cinta terhadap tanah kelahiran. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *