![]()
Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Semangat pembangunan di tingkat desa tampak jelas di Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di bawah cuaca yang cerah dan suasana kerja yang penuh gotong royong, tim dari Kecamatan Tarogong Kidul bersama unsur desa turun langsung ke lapangan melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap pelaksanaan pembangunan jalan lingkungan yang tersebar di beberapa wilayah RW, mulai dari RW 02, RW 03,04 hingga RW 08.
Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Kasi PMD) Kecamatan Tarogong Kidul, Devi Hardiati, yang hadir bersama Pendamping Desa Rudi Rahmat dan Heti Suti Rahayu. Turut hadir pula Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Sukabakti, Ujang Rosidin, serta perangkat desa Jesen dan Edih, yang turut serta mendampingi jalannya kegiatan di lapangan.
Langkah monitoring ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap program pembangunan yang didanai dari dana desa benar-benar terlaksana sesuai dengan aturan, rencana anggaran, dan kebutuhan masyarakat. Desa Sukabakti menjadi salah satu desa yang aktif melaksanakan pembangunan berbasis partisipasi warga, di mana pelibatan masyarakat tidak hanya sebatas tenaga kerja, tetapi juga pada tahap perencanaan dan pengawasan.
Semangat Gotong Royong di Tengah Pembangunan
Pantauan awak media di lokasi menunjukkan antusiasme warga yang ikut membantu proses pembangunan jalan lingkungan. Beberapa warga terlihat turut mengangkut batu dan pasir, sementara yang lain membantu meratakan material jalan. Wajah-wajah penuh semangat ini menjadi gambaran nyata bahwa pembangunan desa bukan hanya urusan pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Dalam kesempatan itu, Kasi PMD Devi Hardianti menyampaikan apresiasi mendalam atas kekompakan dan transparansi yang ditunjukkan Pemerintah Desa Sukabakti.
“Kami sangat mengapresiasi langkah dan semangat yang ditunjukkan oleh jajaran Pemerintah Desa Sukabakti. Pembangunan yang dilakukan tidak hanya fokus pada hasil fisik, tetapi juga menumbuhkan rasa memiliki dari masyarakat. Ini patut dijadikan contoh bagi desa-desa lain,” ujar Devi Hardianti di sela kegiatan, Senin (20/10/2025).
Menurut Devi, pembangunan jalan lingkungan memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas hidup warga. Jalan yang baik bukan hanya memudahkan akses transportasi, tetapi juga membuka peluang ekonomi, memperlancar kegiatan sosial, hingga meningkatkan nilai kebersamaan antarwarga.
“Jalan lingkungan seperti ini menjadi nadi aktivitas warga. Ketika akses mudah, maka ekonomi tumbuh, hubungan sosial makin erat, dan rasa bangga terhadap desanya juga meningkat,” tambahnya.
Pendamping Desa Dorong Transparansi dan Akuntabilitas
Rudi Rahmat, salah satu pendamping desa yang turut hadir dalam kegiatan ini, menjelaskan bahwa proses monev tidak sekadar menilai hasil akhir, tetapi juga mengawasi setiap tahap pelaksanaan agar sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Kami memastikan bahwa setiap rupiah dana desa yang digunakan benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Proses monev menjadi bentuk tanggung jawab moral dan administratif agar pembangunan desa tetap berada di jalur yang benar,” jelas Rudi.
Ia juga menekankan pentingnya partisipasi warga dalam pengawasan pembangunan. Dengan keterlibatan masyarakat, potensi penyimpangan dapat diminimalisir, sementara rasa tanggung jawab kolektif terhadap hasil pembangunan meningkat.
Heti Suti Rahayu, pendamping desa lainnya, menambahkan bahwa kegiatan seperti ini merupakan bentuk pembelajaran sosial bagi masyarakat desa.
“Ketika warga ikut terlibat dan memahami proses pembangunan, maka kesadaran untuk menjaga dan memelihara hasilnya akan tumbuh dengan sendirinya,” ucap Heti.
Kolaborasi Desa dan LPM Jadi Kunci Keberhasilan
Di sisi lain, Ketua LPM Desa Sukabakti, Ujang Rosidin, menyampaikan bahwa keberhasilan pembangunan di desanya tidak terlepas dari komunikasi yang baik antara lembaga desa dan masyarakat.
“Kami di LPM berkomitmen untuk terus mengawal pembangunan agar sesuai rencana dan tepat sasaran. Semua pihak harus dilibatkan, karena keberhasilan desa bukan hasil kerja satu orang, melainkan hasil kolaborasi,” tegasnya.
Sementara itu, perangkat desa seperti Jesen dan Edih turut menyampaikan rasa bangga karena masyarakat setempat memiliki semangat tinggi dalam bergotong royong. Mereka berharap, setelah pembangunan jalan selesai, warga dapat bersama-sama menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar.
Patut Dijadikan Contoh Bagi Desa Lain
Kegiatan monitoring evaluasi ini tidak hanya memberikan penilaian teknis terhadap pembangunan, tetapi juga menjadi ajang pembelajaran bersama bagi seluruh perangkat desa di Kecamatan Tarogong Kidul. Pembangunan di Desa Sukabakti dianggap berhasil menyeimbangkan antara efisiensi penggunaan anggaran, keterlibatan masyarakat, serta kualitas hasil pekerjaan.
“Desa Sukabakti ini contoh nyata bagaimana program dana desa bisa berjalan efektif ketika pemerintah desa bekerja dengan hati, terbuka, dan melibatkan rakyatnya. Ini yang perlu kita dorong agar desa-desa lain meniru semangatnya,” tutup Devi Hardianti.
Dengan hasil pembangunan jalan lingkungan yang kini semakin memadai, masyarakat Desa Sukabakti bisa menikmati akses yang lebih mudah menuju pusat kegiatan, sekolah, dan area pertanian.
Lebih dari sekadar infrastruktur, pembangunan ini mencerminkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial yang menjadi fondasi utama kemajuan desa. (*)
