Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Suasana aula Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Rabu (10/09/2025) terasa berbeda. Para unsur pemerintahan mulai dari kecamatan, TNI, Polri, hingga kepala desa dan tokoh masyarakat berkumpul dalam satu forum rapat koordinasi Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).
Di sisi lain, agenda ini bukan sekadar seremonial, melainkan upaya serius untuk memastikan keamanan dan ketertiban wilayah tetap terjaga di tengah dinamika sosial masyarakat.
Camat Tarogong Kidul, Ahmad Mawardi, yang memimpin jalannya rapat menegaskan bahwa kondusifitas wilayah merupakan modal utama dalam melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurutnya, keamanan tidak boleh hanya dibebankan pada aparat keamanan, tetapi harus menjadi tanggung jawab kolektif seluruh elemen masyarakat.
“Siskamling adalah bentuk nyata dari semangat gotong royong. Kita semua harus bergerak bersama, mulai dari tingkat RT, RW, desa, hingga pemerintah kecamatan. Tanpa adanya rasa memiliki, keamanan sulit diwujudkan,” tegas Ahmad Mawardi di hadapan peserta rapat.
TNI-Polri Tegaskan Dukungan Penuh
Dalam kesempatan tersebut, jajaran Koramil dan Polsek Tarogong Kidul juga hadir memberikan dukungan. Kehadiran aparat TNI-Polri ini menjadi sinyal kuat bahwa keamanan masyarakat akan terus dijaga melalui sinergi berlapis. Mereka menegaskan komitmennya untuk mendukung pengaktifan kembali pos ronda di seluruh desa, serta meningkatkan patroli bersama.
Kolaborasi ini dinilai penting, mengingat ancaman keamanan kini tidak hanya datang dari tindak kriminalitas konvensional seperti pencurian dan perkelahian warga, tetapi juga potensi gangguan sosial lain yang bisa memicu konflik horizontal.
Suara Kepala Desa: Siskamling Bukan Sekadar Ronda
Kepala Desa Sukabakti, Wawan Gunawan, saat diwawancarai awak media menegaskan bahwa pemerintah desa memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga lingkungannya tetap aman.
“Bagi kami, keamanan lingkungan itu harga mati. Kalau wilayah tidak aman, semua program pembangunan akan terhambat. Oleh karena itu, kami siap bersinergi dengan TNI-Polri dan masyarakat. Siskamling harus terus dihidupkan, bukan hanya sebagai ronda malam, tapi juga wadah silaturahmi antarwarga,” ujar Wawan dengan nada optimis.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Mekargalih, H. Ateng Sopandi. Menurutnya, keberadaan Siskamling adalah benteng awal dalam mencegah segala bentuk gangguan kamtibmas. Ia menilai partisipasi aktif masyarakat dalam ronda malam sangat berpengaruh terhadap terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman.
“Lingkungan yang aman akan menciptakan rasa nyaman bagi masyarakat. Dari rasa nyaman itulah muncul semangat produktif untuk membangun desa. Jadi, ronda bukan hanya tugas aparat atau petugas keamanan, tetapi kewajiban semua warga,” tutur H. Ateng Sopandi.
Kesepakatan Bersama: Aktifkan Pos Ronda dan Perkuat Komunikasi
Rapat koordinasi ini ditutup dengan sebuah kesepakatan bersama. Seluruh desa di Kecamatan Tarogong Kidul akan mengaktifkan kembali pos ronda, melibatkan RT/RW dalam sistem pengawasan lingkungan, serta memperkuat komunikasi lintas warga dengan melibatkan unsur karang taruna, tokoh agama, dan tokoh pemuda.
Camat Ahmad Mawardi menegaskan, dengan adanya sistem yang terstruktur, masyarakat akan lebih merasa aman. Selain itu, keterlibatan aktif warga akan mengurangi potensi kejahatan dan mempersempit ruang gerak pihak-pihak yang ingin mengganggu stabilitas wilayah.
“Kami berharap setelah rapat ini tidak hanya sekadar wacana, tapi benar-benar ada implementasi nyata di lapangan. Kecamatan Tarogong Kidul harus menjadi contoh bagi kecamatan lain dalam hal keamanan berbasis masyarakat,” pungkasnya.
Pesan Moral: Keamanan adalah Tanggung Jawab Bersama
Rapat koordinasi Siskamling di Tarogong Kidul ini memberikan pesan moral yang kuat: keamanan bukan hanya soal aparat dan pemerintah, melainkan kesadaran kolektif seluruh warga. Dengan menghidupkan kembali ronda malam dan memperkuat komunikasi antarwarga, diharapkan tercipta lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif bagi masyarakat. (*)