Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Papandayan, yang berlokasi di wilayah Kecamatan Cisurupan,Kabupaten Garut, Jawa Barat kini terus berbenah. Sejumlah fasilitas ditingkatkan, program edukasi diluncurkan, dan imbauan sadar wisata kembali digaungkan. Semua langkah ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan yang lebih modern, namun tetap berpegang pada prinsip menjaga kelestarian lingkungan dan alam.
Akses Jalan dan Fasilitas Baru
Perubahan nyata terlihat dari akses jalan menuju kawasan wisata. Jalan dari alun-alun Cisurupan yang sebelumnya sempit dan sebagian rusak kini diperbaiki, sehingga memudahkan wisatawan untuk menjangkau Papandayan. Tidak hanya wisatawan, masyarakat sekitar juga merasakan dampak positif karena perbaikan akses membuka peluang ekonomi yang lebih besar.
Selain akses, pengelola PT. AIL menghadirkan Cottage Puspa yang nyaman dan ramah keluarga. Kehadiran cottage menjadi alternatif menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana Papandayan tanpa harus berkemah.
Orchid Garden: Inovasi Edukasi Lingkungan
Salah satu program unggulan yang sedang dikembangkan adalah Orchid Garden, taman edukasi flora yang menampilkan berbagai jenis anggrek hutan langka, mulai dari anggrek bulan, kantong semar, hingga tanaman khas pegunungan lainnya. Orchid Garden hadir bukan sekadar sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai sarana pembelajaran pentingnya menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.
Pesan dan Imbauan Amin ta Ka’ban
Amin ta Ka’ban, selaku Manager Pelaksana Harian TWA Gunung Papandayan, menegaskan bahwa pengembangan fasilitas tidak boleh mengorbankan ekosistem. Ia menekankan pentingnya sinergi antara wisata dan pelestarian lingkungan.
“Kami ingin TWA Papandayan tidak hanya menjadi tujuan wisata, tetapi juga ruang edukasi dan konservasi. Wisata memang harus berkembang, tapi alam tetap harus lestari. Kalau alam rusak, nilai wisata Papandayan akan hilang,” ujar Amin Ka’ban. Saat diwawancarai Tribunpribumi.com diruang kerjanya. Minggu, (07/09/2025).
Sementara Amin juga mengingatkan kepada para pengunjung agar ikut serta menjaga kebersihan dan menaati aturan yang berlaku di kawasan konservasi.
“Kesadaran wisata itu kunci. Menikmati alam bukan berarti bebas melakukan apa saja. Ada aturan yang harus dipatuhi demi kebaikan bersama,” tambahnya.
Wisata Ramai, Keamanan Tetap Siaga
Setiap musim liburan panjang, TWA Papandayan menjadi magnet wisatawan. Aktivitas pendakian, berkemah, hingga menikmati pemandangan kawah dan padang edelweiss selalu ramai diminati. Lonjakan pengunjung biasanya terjadi saat Idul Fitri dan Hari Kemerdekaan RI, bahkan banyak wisatawan datang dari luar Garut.
Untuk mengantisipasi keramaian, Polsek Cisurupan bersama petugas TWA terus berjaga dan berpatroli di beberapa titik. Upaya ini dilakukan untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para wisatawan tetap terjaga meski kawasan dipadati pengunjung.
Harapan dan Tantangan ke Depan
Dengan berbagai pembenahan fasilitas, pembangunan Orchid Garden, serta perbaikan akses jalan, TWA Papandayan semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan di Jawa Barat. Namun, tantangan tetap ada.
Menurut Amin Ka’ban, kunci utama keberhasilan pengelolaan wisata alam adalah keseimbangan.
“Kami berharap pengunjung datang, menikmati keindahan Papandayan, lalu pulang dengan pengalaman berharga. Tapi yang terpenting, mereka ikut menjaga agar Papandayan tetap indah untuk generasi berikutnya,” pungkasnya. (*)