H. Ateng Sopandi, Kepala Desa Mekargalih: Membangun dengan Niat Ikhlas, Merangkul Warga Lewat Semangat Gotong Royong

Loading

Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Kepemimpinan seorang kepala desa sering kali menjadi tolok ukur keberhasilan pembangunan di tingkat akar rumput. Begitu pula dengan sosok H. Ateng Sopandi, Kepala Desa Mekargalih, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat yang telah menorehkan warna tersendiri dalam membangun desa melalui semangat tulus, ikhlas, dan gotong royong.

Bagi H. Ateng, jabatan kepala desa bukanlah sekadar posisi struktural, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Ia meyakini bahwa keberhasilan pembangunan desa tidak bisa hanya mengandalkan program dan anggaran, tetapi harus ditopang oleh partisipasi aktif masyarakat.

“Insya Allah, kami bekerja dengan niat ikhlas. Gotong royong adalah kunci utama. Tanpa kebersamaan, sulit bagi desa untuk maju,” ujarnya saat diwawancarai melalui sambungan Whatsapp miliknya. Jum’at (05/09/2025).

Pembangunan yang Berpihak pada Warga

Sejak awal menjabat, H. Ateng merumuskan program pembangunan yang menyentuh kebutuhan nyata warga. Pembangunan infrastruktur jalan desa untuk memperlancar mobilitas warga, perbaikan saluran irigasi guna menunjang pertanian, serta penyediaan sarana kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas utama.

Namun, lebih dari sekadar pembangunan fisik, ia juga berfokus pada aspek sosial-ekonomi masyarakat. Program pemberdayaan kelompok tani, pelatihan UMKM, hingga dukungan bagi generasi muda melalui kegiatan kepemudaan menjadi bukti nyata keseriusannya dalam membangun sumber daya manusia.

“Desa tidak akan kuat hanya dengan jalan bagus. Kita butuh masyarakat yang berdaya, ekonomi yang bergerak, dan generasi muda yang siap menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.

Menghidupkan Kembali Budaya Gotong Royong

Bagi H. Ateng, budaya gotong royong adalah kekuatan besar yang dimiliki Desa Mekargalih. Karena itu, ia mendorong program padat karya dan kerja bakti rutin membersihkan lingkungan. Ia mengajak masyarakat bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi juga pelaku aktif pembangunan.

Setiap kali ada pembangunan, seperti perbaikan jalan desa atau pengadaan fasilitas umum, warga diajak untuk terlibat langsung. Dengan demikian, mereka merasa memiliki hasil pembangunan yang ada.

“Kalau warga ikut terlibat, mereka akan menjaga hasil pembangunan dengan baik. Ini bukan hanya soal proyek, tapi soal rasa memiliki,” jelasnya.

Kepemimpinan yang Dekat dengan Rakyat

H. Ateng dikenal sebagai sosok pemimpin yang dekat dengan masyarakat. Ia tidak segan turun ke lapangan untuk mendengar langsung keluhan maupun aspirasi warga. Kehadirannya di tengah masyarakat membuatnya dihormati sekaligus dicintai.

Ia juga memiliki pendekatan humanis dalam menyelesaikan persoalan sosial di desa. Saat terjadi perselisihan antarwarga, ia lebih memilih duduk bersama untuk mencari solusi yang adil tanpa harus menimbulkan perpecahan.

“Pemimpin itu harus hadir, bukan hanya di atas kertas. Kami harus ada ketika warga butuh, baik dalam suka maupun duka,” tegasnya.

Harapan ke Depan: Desa Mandiri dan Harmonis

H. Ateng Sopandi memiliki visi besar menjadikan Desa Mekargalih sebagai desa mandiri, maju, dan harmonis. Ia meyakini bahwa dengan sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat, cita-cita tersebut bisa terwujud.

“Pemerintah desa tidak bisa berjalan sendiri. Warga juga tidak bisa bergerak tanpa arah. Karena itu, kebersamaan adalah kuncinya. Insya Allah, jika kita terus bergandengan tangan, Mekargalih akan menjadi desa yang lebih baik,” ungkapnya penuh harap.

Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan membangun desa bukanlah keberhasilan seorang kepala desa semata, melainkan keberhasilan seluruh masyarakat yang bersatu demi kepentingan bersama.

Mekargalih Menuju Wajah Baru

Kini, Desa Mekargalih mulai menunjukkan wajah baru. Infrastruktur semakin membaik, kegiatan ekonomi masyarakat tumbuh, lingkungan desa lebih tertata, dan ikatan sosial antarwarga semakin kuat. Semua itu tercapai berkat kepemimpinan yang ikhlas serta kerja sama warga yang solid.

Dengan filosofi kepemimpinan berbasis kebersamaan, Desa Mekargalih menjadi contoh nyata bahwa membangun desa tidak hanya tentang anggaran, tetapi juga tentang hati yang tulus, kepedulian, serta semangat gotong royong. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *