Potret Kehidupan Euntang, Kuli Cangkul dari Tarogong Kidul: Hidup Pas-pasan, Hati Lapang, Syukur Tiada Batas

Loading

Garut,TRIBUNPRIBUMI.com – Di tengah gegap gempita kehidupan modern, di mana banyak orang berlomba mengejar materi dan gaya hidup mewah, masih ada sosok sederhana yang justru menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil. Ia adalah Euntang (54), seorang warga Kampung Rancamaya, Desa Sukabakti, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Sehari-harinya, Euntang bekerja sebagai kuli cangkul. Dengan tenaga seadanya dan hanya berbekal cangkul serta peralatan sederhana, ia menggarap sawah, meratakan tanah, dan membersihkan kebun milik orang lain. Dari pekerjaan itu, ia memperoleh upah Rp60.000 per hari. Angka yang terbilang kecil di era sekarang, namun bagi Euntang, setiap rupiah yang diperoleh adalah rezeki halal yang membawa keberkahan.

Alhamdulillah, walau kerja cuma jadi kuli cangkul, saya merasa cukup. Rezeki memang tidak banyak, tapi bisa untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Yang penting sehat dan bisa kumpul sama keluarga. Itu sudah jadi kebahagiaan besar buat saya,” ujarnya dengan senyum tulus saat ditemui di rumahnya. Senin, 01/09/2025).

Hidup Bersahaja di Rumah Pinggir Kampung

Rumah yang ditempati Euntang berdiri di pinggiran kampung. Bangunannya terbuat dari bata dan kayu, dengan sebagian lantai masih berupa semen kasar. Meski jauh dari kata mewah, suasana rumah itu terasa hangat berkat canda tawa istri dan anak-anaknya.

Istrinya, seorang ibu rumah tangga, selalu mendampingi dengan setia meski penghasilan sang suami tak menentu. Anak-anaknya yang masih bersekolah menjadi penyemangat utama bagi Euntang untuk terus bekerja keras.

Yang bikin saya semangat kerja itu anak-anak. Walau hasilnya kecil, saya ingin mereka bisa sekolah supaya punya kehidupan lebih baik dari bapaknya,” tuturnya lirih, matanya berbinar penuh harapan.

Disiplin, Ramah, dan Pantang Mengeluh

Sosok Euntang dikenal baik oleh warga sekitar. Ia tidak hanya rajin bekerja, tetapi juga ramah dan rendah hati. Bagi tetangga, ia adalah contoh nyata seorang pekerja keras yang tidak pernah malu dengan profesinya.

Pak Euntang itu orangnya rajin, ramah, dan tidak pernah mengeluh. Mau dibayar berapa pun, kalau ada kerjaan pasti dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Orang seperti beliau sekarang jarang,” kata Ujang (56), tetangga dekatnya.

Sementara itu, Asep (39), warga lain, menuturkan bahwa sikap sabar dan rasa cukup (qona’ah) yang dimiliki Euntang menjadi teladan. “Beliau sering bilang, jangan lihat ke atas terus, tapi lihat juga ke bawah. Itu sebabnya beliau tetap tenang meski hidup sederhana,” ujarnya.

Qona’ah sebagai Prinsip Hidup

Bagi Euntang, kebahagiaan tidak selalu identik dengan uang atau harta. Ia meyakini bahwa rasa syukur adalah kunci utama ketenangan batin. Prinsip qona’ah merasa cukup dengan apa yang dimiliki selalu ia pegang teguh.

Kalau saya bandingkan dengan orang yang lebih susah, saya masih lebih beruntung. Masih bisa makan, masih ada rumah meskipun sederhana. Itu semua sudah nikmat luar biasa,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.

Bagi dirinya, rezeki bukanlah sesuatu yang harus dipaksa. Ia percaya setiap orang sudah ditentukan bagian rezekinya oleh Tuhan. Yang penting, manusia tetap berusaha dan tidak menyerah.

Inspirasi dari Kesederhanaan

Kisah hidup Euntang menjadi pelajaran berharga bagi banyak orang. Di saat banyak yang mengeluhkan mahalnya biaya hidup dan sulitnya mencari pekerjaan, ia justru mengajarkan arti syukur, kerja keras, dan kesabaran.

Rezeki itu Allah yang ngatur. Tugas saya cuma berusaha, kerja keras, dan jangan menyerah. Alhamdulillah, keluarga saya masih bisa makan, anak-anak masih bisa sekolah. Itu sudah lebih dari cukup,” pungkasnya.

Sosok Euntang mengingatkan bahwa kebahagiaan tidak melulu soal harta, melainkan soal hati yang mampu menerima, bersyukur, dan tetap berusaha sebaik mungkin. Dari lelaki sederhana ini, kita belajar bahwa hidup akan terasa lapang bila dijalani dengan ikhlas dan penuh rasa syukur. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *